Gerakan Nasional Anti Islamofobia Resmi Dideklarasikan, Andrianto Harap Jadi Marwah Baru akan Adanya Arus Perubahan di Dunia

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 15 Juli 2022 18:45 WIB
Jakarta, MI - Gerakan Nasional Anti Islamofobia (GNAI) resmi didekalarasikan di Aula Buya Hamka, Majid Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jum'at (15/7). Turut hadir saat deklarasi Gerakan Nasional Anti Islamifobia atau GNAI tersebut antara lain politisi Partai Ummat, Buni Yani; Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid; politisi Partai Ummat, Mustafa Nahrawardaya; Ketua Umum Partai Masyumi Rebord, Ahmad Yani; Ketua PA 212, Slamet Maarif dan beberapa lainnya. Ferry Juliantono selaku Presidium GNAI memimpin ikrar deklarasi tersebut dengan mengucapkan Basmalah. “Dengan mengucapkan bismillah pada hari ini kami mendeklarasikan berdirinya GNAI dengan penuh harapan, semoga Allah SWT meridoi kita semua,” ucap Ferry Juliantono diikuti para deklarator dan para tokoh ulama hingga aktivis yang mendukung gerakan tersebut. Deklarasi GNAI, kata Ferry, didasari oleh resolusi PBB yang telah mencanangkan setiap tanggal 15 Maret sebagai Hari Melawan Islamofobia. Sebab, islamofobia di dalam negeri semakin hari semakin mengkhawatirkan dan bisa memecah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. “Resolusi PBB ini sebagai pijakan untuk melawan islamofobia di dalam negeri yang semakin hari semakin memecah persatuan dan kesatuan bangsa,” tandasnya. Sementara itu, Andrianto selaku Aktivis Kemanusian yang hadir juga mengapresiasi Deklarasi Gerakan Nasional Anti Islamopobia "Semoga menjadi marwah baru akan adanya arus perubahan di dunia setelah deklrasi PBB, sehingga rezim ini bisa merubah policy menjadi lebih positif terhadap umat islam yang mayoritas," harapnya. [Ode]

Topik:

Islamifobia