Jokowi Diisukan Maju Cawapres, Pengamat: Tak Sehat, Merendahkan Jokowi!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 17 September 2022 11:27 WIB
Jakarta, MI - Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah menilai, isu kembali majunya Jokowi sebagai cawapres di Pilpres 2024 sangat tidak sehat dalam iklim demokrasi. Isu ini, bahkan sangat merendahkan Jokowi. “Isu semacam ini tidak sehat, bukan saja merendahkan ketokohan Jokowi, tetapi juga kental nuansa kekuasaan,” kata Dedi, Sabtu (17/9). Dedi pun mengaku, khawatir isu atau wacana majunya Jokowi sebagai cawapres di 2024 dimanfaatkan kelompok tertentu utamanya promotor politik atau relawan berbayar. “Tentu saja, utamanya oleh mereka yang sedang gencar mencari pekerjaan sebagai promotor politik atau relawan berbayar,” jelasnya. Dedi menegaskan, kembali majunya Jokowi sebagai cawapres di Pilpres 2024 juga sangat tidak lazim. Sebab, akan menihilkan regenerasi yang sebenarnya dimiliki oleh bangsa ini. “Cukup memprihatinkan karena menihilkan regenerasi yang sebenarnya kita punya banyak tokoh potensial dan punya kapasitas,” papar Dedi. Tidak hanya itu, kata Dedi, potensi kekalahan Jokowi jika menjadi cawapres di Pilpres 2024 sangat besar. Dedi menyinggung soal mencuatnya duet Prabowo-Jokowi pasca ramainya isu tersebut. “Potensi kekalahan bisa lebih besar, mengingat trend elektabilitas Prabowo yang stagnan meskipun tinggi, sementara Jokowi juga alami penurunan kepercayaan publik, jika kemudian memaksa diri ikut pencawapresan, maka kelompok kontra akan semakin besar,” ungkapnya. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo akhirnya menanggapi isu dirinya bisa maju lagi di Pemilu 2024, namun kali ini bukan 3 periode melainkan sebagai calon wakil presiden. Presiden memang menolak berkomentar banyak. “Sejak awal saya sampaikan bahwa urusan 3 periode sudah saya jawab. Begitu sudah dijawab muncul lagi yang namanya perpanjangan, juga sudah saya jawab. Ini muncul lagi jadi Wapres. Itu dari siapa? Kalau gak dari saya, saya gak mau nerangin,”jawab Jokowi kemarin. [Adi]]

Topik:

Jokowi