Jaga Inflasi, Anggota Komisi VII DPR Minta Pemerintah Turunkan Harga BBM Subsidi

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 12 Januari 2023 20:43 WIB
Jakarta, MI- Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyatakan bahwa inflasi Indonesia tahun 2022 sebesar 5,5 persen dinyatakan cukup mengkhawatirkan. Selain karena angka ini, merupakan angka tertinggi selama 8 tahun terakhir, juga karena berpotensi menurunkan daya beli masyarakat. Anggota Komisi VII DPR RI dari Fraksi PKS Mulyanto menyatakan pemerintah perlu mengambil langkah secepatnya untuk mengendalikan peningkatan inflasi agar daya beli masyarakat tetap terjaga dan roda ekonomi terus berputar. “Sebenarnya lonjakan inflasi ini sudah diprediksi para ahli, menyusul kenaikan harga BBM bersubsidi pada bulan September 2022 lalu,” kata Mulyanto dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/1/2023). Ia menyatakan untuk menurunkan inflasi, Pemerintah wajib menurunkan harga BBM bersubsidi. Apalagi sekarang harga minyak dunia sedang anjlok di kisaran 75 Dollar Amerika per barel. “Ini cara mujarab untuk mengendalikan inflasi,” tegasnya. Mulyanto menambahkan, Pemerintah mesti mencermati keputusan operator swasta maupun Pertamina yang menurunkan harga BBM non subsidi lebih dari Rp1.500 per liter. Bahkan BBM sejenis Pertalite yang dijual oleh operator swasta seperti Revvo 90 serta BP 90 juga sudah turun harga. “Hal ini membuat masyarakat bertanya-tanya kenapa pemerintah tidak segera menurunkan harga Pertalite 90. Kalau pemerintah pro rakyat, agar harga-harga turun, maka saatnya pemerintah menurunkan harga BBM bersubsidi ini,” tandas Politikus PKS itu. Untuk diketahui, Inflasi Indonesia mengalami kenaikan sepanjang tahun 2022, hingga mencapai angka 5,51 persen. Kenaikan didorong oleh tarif transportasi hingga inflasi pada harga makanan dan minuman bahkan tembakau. Data dari BPS yang dirilis pada Senin (2/1/2023) menunjukkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Desember naik sebesar 0,66 persen. Angka inflasi yang dilaporkan BPS, dinyatakan sebagai inflasi tahunan tertinggi yang dialami Indonesia dalam sewindu sejak 2014 yang menembus 8,36 persen. Padahal inflasi pada tahun 2021 dan 2020 masing-masing hanya inflasi 1,87 persen dan 1,68 persen.

Topik:

bbm subsidi