Ibarat Bertarung Tinju dengan PDIP di Hari Rabu, NasDem Juara TKOnya

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 1 Februari 2023 22:50 WIB
Jakarta, MI- Riuh rendah publik akan hari Rabu Pon, hari di mana rezim kekuasaan Jokowi selalu mengambil keputusan strategis baik soal kebijakan negara maupun keputusan perombakan kabinet kini hari itu mulai kehilangan daya pesonanya. Pasalnya, Rabu Pon yang saat ini bertepatan dengan tanggal 01 Februari 2023 disebut-sebut akan jadi hari kelam bagi sejumlah menteri dari partai NasDem (diisukan bakal dicopot) nyatanya hanyalah mitos belaka (setidaknya hingga berita ini ditulis tanda-tanda reshuffle belum begitu jelas). Pemerhati Sosial Politik, Uchok Sky Khadafi menilai, tidak adanya keputusan reshuffle kabinet yang dilakukan presiden Jokowi karena NasDem sudah bisa membaca kebiasaan politik rezim yang selalu bersandarkan pada terawangan. "Sebelum hari Rabu Pon, NasDem sudah siapkan jurus-jurus dan mantra pamungkas agar kekuatan Rabu Pon luluh lantak dihadapan mereka. Karena hari ini belum jam 12 malam, setidaknya NasDem berhasil 80 persen mematahkan kekuatan-kekuatan yang mencoba menyerangnya," kata Uchok yang menyukai buku-buku primbon Jawa ini kepada wartawan, Rabu (01/02/2023) malam. Yang menarik kata Uchok, dibalik riuh rendahnya isu reshuffle sebenarnya hal ini adalah hanyalah soal adu kekuatan antar parpol pendukung Jokowi. Diketahui, kata Uchok, sebelum Rabu Pon saat ini, sebelumnya PDIP sangat getol menyuarakan reshuffle kabinet dengan berbagai macam jurus politiknya. "Sebenarnya yang punya cerita ini PDIP vs Nasdem. Ibarat dalam ring tinju, sejak awal ronde Nasdem kena pukulan terus sampai babak belur. Tapi di akhir ronde, Nasdem mampu bertahan bahkan membalikkan keadaan. Yang jelas pertandingan Rabu Pon ini, Nasdem berhak pegang sabuk juara karena mampu kalahkan PDIP secara TKO," kata Aktivis 98 itu. Uchok juga menduga, belum adanya reshuffle kabinet karena ada pertemuan antara SP dengan LBP, di Eropa beberapa waktu lalu, dan SP dipanggil ke Istana menemui presiden Jokowi. Hasil pertemuan dua elit itu, menurutnya, yang bisa jadi memengaruhi Jokowi dan akhirnya mungkin Jokowi membuat kesimpulan bahwa ia enggan pertarungan antar dua kekuatan itu melebar ke mana-mana. "Ini yang dijaga presiden Jokowi. Beliau enggan pertarungan itu merembet ke luar arena, karena gara-gara seorang Anies. Karena kalau sudah merembet ke luar arena, mungkin hitungan Jokowi bisa berdampak serius terhadap kursi kekuasaannya," tandas Uchok yang ngefans dengan petinju asal AS, Evander Holyfield itu menyudahi perbincangan.
Berita Terkait