Kritik Kebijakan Sekolah Jam 5 Pagi, DPR: Harusnya Gubernurnya Dulu yang Praktikkan

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 3 Maret 2023 15:56 WIB
Jakarta, MI- Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian menilai, kebijakan masuk sekolah pukul 05.00 WITA di NTT minim kajian akademisnya. Sehingga masyarakat tak pernah mengetahui kebijakan tersebut bakal mendatangkan manfaat atau malah memberi kerugian. "Karena terobosan belum ada contoh dan penelitian start kerja jam 05.00 atau 05.30 pagi banyak bagusnya atau sebaliknya," kata Hetifah, Jumat (3/3/2023). Disarankannya, jika kebijakan masuk sekolah untuk pelajar SMA/SMK/SLB di NTT menjadi pukul 05.00 WITA sebaiknya dapat diberlakukan lebih dulu kepada para pegawai Pemrpov NTT. Tentu tetap melakukan kajian mendalam. "Kalau mau trial dulu, bisa praktikkan untuk Gubernur dan pegawai kantor Pemprov. Tapi sambil diminta ahli kesehatan dan psikologi melakukan penelitian praktik ini," ujar Hetifah. Hetifah mengaku tak setuju jika kebijakan tersebut justru mengorbankan peserta didik. "Jangan siswa yang dijadikan kelinci percobaan," sindirnya. Sebelumnya, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat sempat menjelaskan alasan waktu sekolah para siswa dan siswi SMA harus dimajukan jadi pukul 05.00 WITA. Itu berdasar potongan video pada saat rapat yang diunggah salah satu akun media sosial Twitter. Menurutnya, waktu tersebut ideal jika melihat jam tidur pelajar SMA. Dengan perhitungan para pelajar SMA akan tidur pukul 22.00 WITA dan bakal bangun pukul 04.00 WITA. "6 jam pas, jam 4 udah bangun, mandi setengah jam, setengah jam perjalanan 30 menit sampai sekolah mulai jam 5," ucap Viktor dalam video yang diunggah Twitter @Trending_Issue dikutip Selasa (28/2/2023). Bahkan jika masuk sekolah pada pukul 05.00 WITA dinilainya melatih kedisiplinan serta etos kerja dari para siswa. Meski terasa berat, namun diklaim permintaan itu demi perubahan. "Mulai pasti berat ini, kalian guru-guru kepala sekolah berat tapi tidak ada mulai baru yang sempurna semua yang melakukan perubahan itu pasti," nilai Viktor.