Siapa Dalang Dibalik Kericuhan Diskusi Golkar Pasca Airlangga Diperiksa Kejagung Terkait Korupsi CPO?

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 27 Juli 2023 19:20 WIB
Jakarta, MI - Baru-baru ini wartawan yang meliput di Kejaksaan Agung (Kejagung) RI mendapat ancaman akan ditembak oleh pengawal Menko Perekonomian Airlangga Hartaro yang usai diperiksa penyidik Jam Pidsus kurang lebih 12 jam dengan 46 pertanyaan. Ketua Umum (Ketum) Partai Golongan Karya (Golkar) itu diperiksa terkait dengan kasus dugaan korupsi izin ekspor CPO pada Senin (24/7). Kendati pihak Kemenko Perekonomian sudah meminta maaf akan hal ini. Dua hari setelahnya, terjadi pemukulan tehadap jurnalis oleh sekelompok orang tidak dikenal saat acara diskusi bertajuk "Selamatkan Partai Golkar" di Restoran Pulau Dua, Jakarta Pusat, yang digelar oleh Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) pada Rabu (26/7).  Bahkan dengan suara lantang mereka melarang para jurnalis meliput momen tersebut. Ketua Umum PP Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Ilham Permana menyesali kericuhan saat diskusi yang mengatasnamakan Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) itu. Ilham justru mengaku heran ada sekelompok orang yang mengatasnamakan GMPG. Menurut Ilham, GMPG tidak dikenal dalam Partai Golkar. Ilham mengaku baru pertama kali mendengar organisasi sayap itu. "GMPG ini tidak dikenal dalam Partai Golkar. Saya baru pertama kali mendengar ada GMPG. Harusnya tidak boleh menggunakan nama Partai Golkar," tutur Ilham dalam keterangan, Rabu (26/7). Insiden yang diduga melibatkan generasi muda Golkar ini tentunya menjadi perbincangan kurang baik untuk nama partai secara keseluruhan. Lantas siapakah dalang dibalik kericuhan ini? Nama Airlangga Hartarto sempat disebut-sebut dalang terjadinya keributan di acara diskusi itu. Namun, DPP Golkar menepis kabar itu. “Tidak ada kebenaran sama sekali dari ucapan tersebut,” kata Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono, Rabu (26/7). Dave menjelaskan, Airlangga tidak pernah memberi instruksi untuk menurunkan preman, lalu membuat kericuhan. “Pak Airlangga tidak pernah memberikan instruksi seperti itu dan juga memang tidak ada agenda acara partai hari ini di lokasi tersebut. Semua kegiatan partai harus djadwalkan oleh Sekjen. Diluar itu, berarti giat liar,” jelasnya. Dave pun merasa heran dengan acara yang digelar GMPG. Sebab, dia menyebut, organisasi ini tidak diketahui di internal Partai Golkar. Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Melchias Markus Mekeng, turut menyoroti adanya tudingan tersebut. Ia menegaskan bahwa jika tudingan yang dilontarkan tersebut tidak dapat dibuktikan, maka dapat dituntut balik sebagai pencemaran nama baik atau fitnah. "Sekarang kan semua apa pun itu Airlangga, ini mereka harus buktikan itu. Kalau enggak mereka juga bisa dituntut balik pencemaran nama baik dan fitnah. Jadi jangan asal ngomong seolah-olah Airlangga. Emangnya semua yang diperbuat ini Airlangga?" kata Mekeng, Kamis (27/7). "Sama juga kayak di negara ini, semua kalau jelek semua ini seolah-olah Jokowi. Lah memang semua kan punya tugas masing-masing, gitu loh. Mereka harus buktikan bahwa itu yang suruh Airlangga. Kalau mereka nggak bisa buktikan, mereka juga bisa dituntut pencemaran nama baik dan fitnah. Jadi jangan seenaknya aja," sambungnya. Ridwan Hasjam Disebut Pengacau Partai Menurut Mekeng, desakan dari anggota Dewan Pakar Partai Golkar, Ridwan Hisjam, agar Airlangga turun dari jabatan ketua umum, hanya membuat kegaduhan di internal partai. Mekeng bahkan menyebutnya sebagai pengacau partai. "Ya kalo kayak gini terus artinya memang Ridwan ini adalah pengacau partai, bukan lagi pengacau Airlangga, pengacau partai. Orang kita ini lagi berjuang untuk menjadi partai, supaya dapat kursinya lebih dari 85, kok ini yang bikin kuyuk-kuyuk. Dia udah gak jadi caleg makanya gak pusing. Justru dia bantu dong di Jawa Timur sana supaya suaranya nambah, supaya kursinya nambah, gitu," tandasnya. Kronologi Diskusi 'Selamatkan Partai Golkar' ini dihadiri sejumlah narasumber, antara lain,Sirajuddin Wahab, anggota Dewan Pakar Ridwan Hisjam, Ketua Organisasi DPD Partai Golkar Papua Max Richard Krey, Direktur Eksekutif Voxpol Pangi Syarwi Chaniago, dan pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno. Dalam kericuhan itu, dua wartawan dari CNN Indonesia dan Kompas TV mengalami tindakan represif dari kelompok orang tak dikenal saat hendak meliput diskusi itu. Keduanya, mendapat tindakan represif dari kelompok tak dikenal. Peristiwa kekerasan itu, terjadi saat awak media tengah menunggu acara diskusi dimulai. Sekelompok orang tak dikenal langsung mendobrak pintu ruangan diskusi yang berbahan dari kaca. Sontak, seorang wartawan Kompas TV langsung mengeluarkan kamera untuk merekam momen tersebut. Kameramen itu langsung mendapat bogem mentah dari seorang kelompok tak dikenal itu. "Kamera dipukul, sama dagu saya kena pukul," kata JPP, kameramen Kompas TV di lokasi. Atas kejadian itu, panitia pun mencoba melerai. Hingga akhirnya, pihak panitia berdebat panjang terkait penyelenggara diskusi itu dengan kelompok tak dikenal. Melihat situasi tak kondusif, seorang reporter CNN Indonesia mencoba merekam dengan gawainya. Namun, salah satu orang dari kelompok itu kangsung mengambil dan melempar gawai tersebut. Respons Airlangga Terkait tindakan represif terhadap wartawan dari sekelompok orang saat meliput diskusi Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Airlangga mengaku belum mengetahui mengenai kericuhan tersebut lantaran baru selesai bertemu Presiden Joko Widodo. "Waduh, saya belum tahu," kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/7). Airlangga bahkan kembali menjawab singkat saat dikonfirmasi insiden itu. "Kita belum monitor, baru keluar dari sini (Istana Kepresidenan)," katanya. (Wan) #Diskusi Golkar