Pengamat Duga Pihak Sekitar Airlangga Tak Nyaman dengan Pemberitaan Pemeriksaan Kasus Korupsi CPO dan Dorongan Munaslub

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 28 Juli 2023 07:35 WIB
Jakarta, MI - Pengamat politik Fernando Emas sangat menyayangkan atas perbuatan tidak menyenangkan terhadap wartawan pasca Airlangga Hartarto diperiksa oleh Kejaksaan Agung terkait dugaan korupsi CPO dan pemukulan tehadap jurnalis oleh sekelompok orang tidak dikenal saat acara diskusi bertajuk “Selamatkan Partai Golkar” di Restoran Pulau Dua, Jakarta Pusat, yang digelar oleh Generasi Muda Partai Golkar (GMPG). Fernando meminta pihak kepolisian harus mengusut tuntas dua kejadian tersebut dan menetapkan tersangkanya. "Jangan berlaku semena-mena terhadap para jurnalis seolah menjadikan sebagai musuh yang harus diintimidasi ketika menjalankan tugasnya," ujar Fernando saat berbincang dengan Monitorindonesia.com, Jum'at (28/7). "Pihak yang mungkin ada disekitar Airlangga Hartanto sepertinya merasa tidak nyaman atas pemberitaan tentang pemeriksaan Menko Perekonomian tersebut di Kejaksaan dan adanya dorongan dilakukan Munaslub Partai Golkar," tambah Fernando. Sebelumnya, Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, Lodewijk Freidrich Paulus juga turut menyesalkan dan mengecam tindakan kekerasan yang menimpa awak media yang melaksanakan tugas liputan acara diskusi organisasi pemuda yang mengatasnamakan Gerakan Muda Partai Golkar (GMPG) itu. Lodewijk juga menyampaikan keprihatinan atas peristiwa yang terjadi dalam acara diskusi GMPG di Restoran Pulau Dua, Jakarta pada Rabu (26/7) kemarin. "Kami dari Partai Golkar, menyampaikan rasa keprihatinan yang mendalam atas kejadian tindak kekerasan terhadap para awak media yang tengah menjalankan tugas peliputan di acara tersebut," ujar Lodewijk. Kendati, Sekjen Golkar menegaskan bahwa Partai Golkar tidak mengenal kelompok kepemudaan dengan nama GMPG. Dia juga menambahkan, bahwa GMPG bukanlah organisasi yang berafiliasi dengan Partai Golkar. "Sangat disayangkan ada upaya untuk mencampuradukkan Partai Golkar dalam insiden ini. Kami tegaskan sekali lagi bahwa GMPG bukan bagian dari ormas atau lembaga resmi dari Partai Golkar," tutur Lodewijk. Wakil Ketua DPR RI ini menyatakan jika selama ini ormas partai Golkar baik Hasta Karya atau Trikarya tidak ada unsur kader kepemudaan yang bernama GMPG. Lodewijk menjelaskan bahwa partai Golkar memiliki sepuluh ormas, antara lain Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) 1957. Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR), yang disebut sebagai ormas pendiri. Kemudian ormas yang didirikan, Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Kesatuan Perempuan Partai Golkar (KPPG), Satkar Ulama Indonesia, Al-Hidayah, Himpunan Wanita Karya (HWK) dan Majelis Dakwah Indonesia (MDI). “Jadi GMPG ini tidak dikenal di partai kami, meski ada embel-embel nama Partai Golkar. Bahkan saya pribadi baru pertama kali ini mendengarnya. Oleh karena itu saya meminta jangan ada organisasi yang memakai nama Partai Golkar tanpa sepengetahuan DPP Golkar,” kata Lodewijk. Legislator asal Lampung ini juga menegaskan jika Partai Golkar akan selalu terbuka dengan media dan pers. Bahkan Golkar selalu menjunjung tinggi transparansi dan keterbukaan dalam setiap kegiatan dan kebijakan partai. "Golkar juga akan selalu mendukung kebebasan pers sebagai salah satu pilar demokrasi yang amat penting," ujar Lodewijk. Jurnalis Kena Pukul Lapor Polisi Seorang jurnalis televisi bernama Janivan Prapta mengaku kena pukulan dalam keributan di acara diskusi yang berkaitan dengan Partai Golkar di Pulau Dua Restaurant, Senayan, Jakarta Pusat. Janivan melaporkan hal itu ke Polda Metro Jaya. "Bikin laporan kronologi, LP," ujar Janivan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (26/7). Janivan menjelaskan keributan terjadi ketika sekelompok orang tiba-tiba datang dan menggeruduk acara diskusi tersebut. Dia mengatakan dirinya terkena pukulan setelah beberapa detik meliput acara tersebut. "Datang menggeruduk ngebubarin acara diskusi sampai pihak panitia bilang 'nanti diliput ya kalau datang geruduk' oke saya liput, selang beberapa detik saya record mereka langsung mendatangi saya tanpa ba-bi-bu langsung mukul kamera saya. Sama mukul dagu saya. Setelah itu saya masuk ke dalam karena mereka banyak kan," bebernya. Dia mengatakan salah satu orang dari kelompok yang menggeruduk acara itu juga melontarkan kalimat ancaman. Dia menyebutkan yang mengucapkan ancaman itu bukan dari orang yang memukulnya. "'Kalau kalian masih di sini mati kalian semua. Jangan main-main kepada saya.' (Diucapkan) bukan pelaku (yang memukul). Itu kelompok mereka, yang mukul beda," ujarnya. Dia mengatakan jurnalis lain juga mendapatkan intimidasi dari kelompok tersebut. Dia mengatakan kelompok itu melarang para jurnalis melakukan peliputan. "Sambil melakukan intimidasi sambil mengatakan, pokoknya setiap wartawan megang kamera atau HP mereka langsung nyamperin langsung bilang matiin. Di situ belum ada petugas keamanan sih," katanya. Dia mengatakan kelompok yang melakukan penggerudukan itu berjumlah sekitar 15 orang. Dia mengatakan salah satu ponsel jurnalis juga dilempar. "Yang kena pukul cuma saya sendiri dan ada anak media lain, CNN, HP-nya diambil dibuang sembarang jadi mereka benar-benar nggak mau di-record," ujarnya. Dia mengatakan pihak panitia penyelenggara acara telah meminta maaf atas peristiwa tersebut. Dia mengatakan sempat terjadi lempar kursi dalam keributan tersebut. "Dua kali, awalnya belum rusuh belum ada lempar-lempar bangku pas mediasi acara mau mulai mereka langsung lempar-lempar bangku," ujarnya. Atas kejadian itu, kamera milik Janivan juga rusak. "Kerusakan cuma frame lensa. Nggak ada lagi. Nggak memar nggak ada," ungkapnya. Laporan Janivan teregister dengan nomor LP/B/4348/VII/2023/SPKT/POLDA METRO JAYA tertanggal 26 Juli 2023. Laporan itu terkait Dugaan Tindak Pidana Penganiayaan UU No 1 Tahun 1946 tentang KUHP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 352. (Wan)