Tak Boleh "Blunder", Gibran Wajib Tampil Sempurna Saat Debat Cawapres

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 19 Desember 2023 10:58 WIB
Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka (Foto: MI/Dhanis)
Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Debat cawapres tahap kedua yang bakal digelar 22 Desember mendatang diyakini sangat dinanti-nanti oleh publik Indonesia. Adapun tema debat tersebut mengenai Ekonomi (ekonomi kerakyatan dan ekonomi digital), Keuangan, Investasi Pajak, Perdagangan, Pengelolaan APBN-APBD, Infrastruktur, dan Perkotaan.

Direktur Eksekutif Sentral Politika Subiran Paridamos, menilai Gibran Rakabuming Raka bukanlah tandingan dari kedua pesaingnya, jika diukur dari tingkat pendidikan dan pengalamannya di dunia politik maupun pemerintahan. 

"Dari segi fortofolio pendidikan, Gibran tentu bukan siapa-siapa jika dibandingkan dengan Prof Mahfud dan Muhaimin Iskandar apalagi dari segi pengalaman politik dan pemerintahan, sehingga wajar publik sangat menantikan," katanya kepada Monitorindonesia.com, Selasa (19/12).

Untuk itu, kata Subiran, dalam debat cawapres tahap kedua Gibran tidak boleh melakukan blunder. Selain itu, dia juga dituntut untuk bisa mematahkan bahwa memiliki hak istimewa menjadi anak Presiden bukanlah dosa. 

"Gibran harus membuktikan bahwa memiliki privilese sebagai anak Presiden bukanlah dosa," ujarnya. 

Sebagaimana Presiden Megawati Soekarnoputri belajar banyak politik dari sang ayah Presiden Bung Karno sejak masih kecil. Sebagaimana AHY belajar banyak tentang politik dari sang Ayah Presiden SBY. Sebagaimana Yenny Wahid belajar banyak politik dari sang ayah Presiden Abdurrahman Wahid.

Maka dari itu, kata Subiran, seorang anak Presiden harus bisa lebih memahami masalah-masalah kebangsaan dan kenegaraan, serta tantangannya ke depan akan seperti apa. 

"Justru dengan privilese sebagai anak Presiden, Gibran harus lebih memahami persoalan kebangsaan dan kenegaraan lebih daripada orang lainnya," imbuhnya. (DI)