Jelang Debat Cawapres Kedua, TKN Fanta Sebut Pihak Lawan Ketar-ketir Hadapi Performa Gibran

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 15 Januari 2024 13:52 WIB
Komandan TKN Fanta, Arif Rosyid Hasan (Foto: MI/Dhanis)
Komandan TKN Fanta, Arif Rosyid Hasan (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Menjelang debat Pilpres keempat atau debat cawapres kedua yang akan dihelat pada, Minggu (21/1), Komandan TKN Fanta, Arif Rosyid Hasan, meyakini bahwa cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka menguasai tema dalam debat tersebut, Ia juga sangat optimis terkait potensi performa Gibran dalam debat mendatang. 

"Isu yang ada tadi energi, sumber daya alam, pangan, pajak, karbon, lingkungan hidup, agraria, dan masyarakat adat, ini adalah isu-isu yang dikuasai oleh anak muda, isu-isu yang dibutuhkan oleh anak-anak muda yang jumlahnya mayoritas," Kata Arief Rosyid kepada wartawan di media center Prabowo-Gibran, Jakarta, Senin, (15/1).

Dia meyakini, performa Gibran akan serupa seperti pada debat cawapres sebelumnya. Dikatakan Arif, bahwa Gibran akan melebihi ekspektasi sebagimana proses debat sebelumnya. 

"Kita yakin bahwa Mas Gibran penguasaannya ini akan ya mirip-mirip lah 11-12 dengan penguasaan debat kedua. Dikira cupu ternyata suhu. Belimbing sayur ternyata beneran let him cook katanya Mas Gibran," tegasnya.

Lebih lanjut, Arief juga menyinggung terkait dengan kabar koalisi yang terjadi antara kubu 01 dan 03 menjelang debat cawapres kedua. Ia menyebut adanya koalisi diantara kedua Paslon itu karena khawatir dalam menghadapi Prabowo-Gibran.

"Bahkan katanya sudah ada yang mau koalisi kan? Artinya layu sebelum berkembang. Kita pada optimistis satu putaran kok sudah percaya diri 2 putaran koalisi segala," ungkapnya.

Terakhir, Arief mengingatkan untuk para paslon yang masih sering menggunakan narasi menghujat atau bahkan menakut-nakuti bahwa kini para pendukung sudah cerdas dan bukan sudah zamannya berkampanye menggunakan cara seperti itu.

"Kita menganggap pemilu ini adalah pesta demokrasi, kita harus berpesta ya pesta itu sangat senang. Jadi makanya kandidat yang lain yang masih pakai narasi menghujat, menakut-nakuti udah engga level, memang mereka pantas (jadi) pemimpin Indonesia sebelum kemerdekaan jadi karena negara-negara Asia waktu masih dijajah. Sekarang anak-anak muda sudah pintar," tandasnya. (DI)