Mahfud Md Ungkap Alasan Bakal Mundur dari Kabinet Joko Widodo

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 23 Januari 2024 21:50 WIB
Menko Polhukam, Mahfud Md (Foto: Dok MI)
Menko Polhukam, Mahfud Md (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Calon wakil presiden atau cawapres nomor urut 3 Mahfud Md mengungkap alasan akan mundur dari jabatan sebagai Menteri Koordiantor Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolhukam).

Mahfud mengaku, bahwa sejak awal tak mundur dari kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi karena tak ada larangan yang mengharuskan hal itu. Bahkan, ia juga menegaskan tak pernah menggunakan fasilitas negara dan kewenangan sebagai Menko Polhukam untuk kampanye.  

Namun demikian, dia melihat kandidat lain yang juga duduk di pemerintahan justru diduga menyalahgunakan fasilitas dan kewenangannya. Maka dari itu, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu memutuskan akan segera mundur. Menurutnya, hal ini untuk memberikan contoh.

"Tinggal tunggu momentum, karena masih ada tugas negara yang harus saya jaga," kata Mahfud dalam acara 'Tabrak Prof!', dikutip dari channel YouTube Mahfud MD, Selasa (23/1).

Mahfud menjelaskan, rencana pengunduran dirinya itu memang merupakan kesepakatan dengan capres Ganjar Pranowo. Alasannya, agar tidak terjadi konflik kepentingan ke depannya.

Sebelumnya, Mahfud dalam kapasistasnya sebagai menko polhukam membuat kontroversi. Hal itu ketika ia menerima sejumlah tokoh yang tergabung dalam Petisi 100 di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Agenda Petisi 100 bertemu Mahfud adalah untuk mengajukan pemakzulan terhadap Presiden Jokowi. Tokoh yang tergabung dalam gerakan itu di antaranya adalah pendukung capres nomor urut 1, Anies Baswedan, seperti Faizal Assegaf, Amien Rais, dan Jenderal (Purn) Tyasno Sudarto.

Hadir pula beraudiensi dengan Mahfud, yaitu Marwan Batubara, Rahma Sarita, dan Letjen Mar (Purn) Suharto. Mereka sepakat ingin menggulingkan Jokowi, karena dianggap melanggar konstitusi. (wan)