Akademisi Kritik Jokowi, Anies: Pertanda Demokrasi Sedang Dilucuti

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 6 Februari 2024 09:30 WIB
Capres nomor urut 01 Anies Baswedan, saat menghadiri acara Desak Anies, di Semarang, Jawa Tengah, Senin (5/2). (Foto: Antara/Makna Zaezar)
Capres nomor urut 01 Anies Baswedan, saat menghadiri acara Desak Anies, di Semarang, Jawa Tengah, Senin (5/2). (Foto: Antara/Makna Zaezar)

Semarang, MI - Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan merespons, aksi kampus-kampus mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kian masif. 

Anies mengatakan, langkah turun gunung para akademisi ini merupakan pertanda demokrasi di Indonesia, sedang tidak baik-baik saja.

"Jadi ini pertanda bahwa demokrasi sedang dilucuti," kata Anies dalam acara Desak Anies di Semarang, Jawa Tengah, dikutip Selasa (6/2). 

Anies menjelaskan, ketika kampus-kampus menyuarakan pendapat itu artinya ada aspirasi yang terhambat, karena tidak tersalurkan oleh saluran-saluran politik yang ada.

"Ketika kita berada dalam sebuah sistem politik, demokrasi apalagi, ada saluran-saluran yang dipakai untuk menyuarakan aspirasi masyarakat," ujarnya.

"Di mana itu? DPR, parpol, itu adalah saluran-saluran yang menyuarakan aspirasi rakyat," tambahnya.

Anies menjelaskan, kampus tidak berpolitik secara partisan. Namun, berpolitik secara kenegaraan. 

Oleh karena itu, kata dia, bila kampus mengungkapkan keresahan jangan pernah dituduh partisan.

"Karena kampus itu berisi pandangan berbeda-beda, datang ke Universitas Gadjah Mada di situ pandangannya beda-beda, datang ke Undip (Universitas Diponegoro Semarang) pandangannya beda tapi begitu sampai kepada urusan etika, urusan tata negara mereka berpandangan sama," tandasnya.