Ada Rektor Dipaksa Puji Jokowi, Begini Kata-kata Anies

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 6 Februari 2024 22:43 WIB
Anies Baswedan (Foto: Dok MI)
Anies Baswedan (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Calon presiden (capres) nomor urut 1, Anies Baswedan menyoroti adanya rektor yang dipaksa untuk memuji Presiden Jokowi. Anies mengungkapkan, jika cara menekan seperti itu tidak relevan lagi untuk digunakan, sekarang eranya keterbukaan informasi publik.

"Sekarang ini era untuk mengungkapkan pandangan secara otentik, sudah lewat masanya untuk melakukan operasi-operasi yang sifatnya seperti itu, nggak akan bisa berhasil semuanya akan terungkap," kata Anies kepada wartawan, Selasa (6/2).

Menurut Anies, apa yang disampaikan oleh kampus-kampus belakangan ini merupakan pandangan mereka melihat realitas di lapangan.

"Kemarin saya sampaikan jadi natural aja dan menyaksikan bahwa kampus-kampus mengungkapkan pandangan senyatanya di masyarakat, kita hormati dan kalau ada yang harus dikoreksi, yah dikoreksi. Sesederhana itu," tandas Anies.

Sebelumnya, Mantan Menko Polhukam, Mahfud MD bongkar upaya menekan rektor perguruan tinggi jelang Pemilu. Calon Wakil Presiden 03 ini menyebut, setelah adanya puluhan perguruan tinggi yang mengeluarkan petisi mengkritik Presiden Joko Widodo, beberapa rektor didekati dan didesak untuk membuat statement.

“Setelah sahut-sahutan puluhan perguruan tinggi mengeluarkan petisi karena pelanggaran etik dan ketidaknetralan aparat pemerintah dalam berdemokrasi (pemilu), muncul gerakan. Beberapa rektor di perguruan tinggi lain didekati agar membuat statement,” kata Mahfud, Selasa, (6/2).

Menurut mantan Ketua MK ini, ada beberapa poin yang diminta kepada Rektor untuk disampaikan lalu direkam.

Beberapa poin itu di antaranya mengapresiasi kepemimpinan Presiden Jokowi dalam menangani Covid-19, pemilu berjalan baik dan sekelompok orang tak bisa memaksakan kehendak kepada rakyat. “Ada yang langsung direkam oleh petugas bahwa mengapresiasi kepemimpinan Pak Jokowi seperti dalam menangani covid-19; Pemilu 2024 berjalan baik; sekelompok orang tak bisa memaksakan kehendak kepada rakyat,” jelasnya.