Sikap Jujur dan Transparansi Modal Manara Lodewijk Hutapea Menuju Senayan 2024

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 10 Februari 2024 01:09 WIB
Manara Lodewijk Hutapea (kiri) (Foto: Dok MI)
Manara Lodewijk Hutapea (kiri) (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dari Partai Demokrat (PD), Manara Lodewijk Hutapea menegaskan, bahwa menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau kelompok, dan berkomitmen untuk memperjuangkan keadilan serta kesejahteraan bersama. Terutama bagi yang paling rentan dan terpinggirkan dalam masyarakat akan menjadi hal yang utama jika menduduki kusi parlemen di Senayan.

Caleg nomor urut 05 untuk daerah pemilihan (dapil) DKI Jakarta III meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu itu melanjutkan, sebagai umat katolik dan pengurus Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (ISKI) mengaku berpegang pada ajaran Katolik yang melibatkan komitmen untuk memperjuangkan nilai-nilai moral.

Serta etika yang terkandung dalam ajaran Katolik, dimana, kata dia,  harus memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ajaran sosial gereja katolik, seperti keadilan sosial, solidaritas, subsidiaritas, dan martabat manusia.

"Dalam keseharian selama ini, saya selalu mempraktikkan integritas, jujur, dan transparansi ketika diberi kepercayaan memimpin," tegas Manara Lodewijk Hutapea di Jakarta, Jum'at (9/2).

Tak hanya itu, dia juga menghindari praktik-praktik yang bertentangan dengan prinsip-prinsip moral Katolik, seperti korupsi, nepotisme, atau penyalahgunaan kekuasaan.

Manara Lodewijk Hutapea yang juga alumni Asrama Vincentius Putra Jakarta pun menghimbau para pemimpin atau wakil rakyat Katolik untuk memiliki kesediaan mendengarkan dan memahami kebutuhan orang lain.

Serta memimpin dengan rendah hati dan tanggung jawab. "Saya akan berjuang untuk menciptakan kebijakan yang mendukung kesejahteraan sosial, termasuk hak-hak pekerja, pendidikan," katanya.

"Dan akses layanan kesehatan karena ini adalah tanggung jawab saya sebagai wakil rakyat," demikian Manara Lodewijk Hutapea.