Habiburokhman: Sudah 10 Tahun Hak Angket Gak Ada yang Lolos di DPR RI

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 22 Februari 2024 16:16 WIB
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman (Foto: MI/Dhanis)
Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, menanggapi usulan capres nomor urut 03, Ganjar Pranowo yang menyeru fraksi-fraksi di DPR RI untuk melakukan hak angket atas dugaan kecurangan Pemilu 2024.

Menurut politikus Gerindra itu, usulan hak angket tersebut akan sia-sia. Pasalnya, sudah 10 tahun terakhir tak ada hak angket yang lolos di lembaga legislatif itu.

"Sudah 10 tahun setahu saya nggak pernah ada hak angket yang berhasil lolos," kata Habiburokhman saat ditemui awak media di Jakarta Pusat, Kamis (22/2).

Karena itu, Habiburokhman menyarankan untuk mencari tahu terlebih dahulu soal hak angket yang tak pernah lolos di DPR RI.

"Coba deh cari usulan hak angket soal kenaikan BBM, usulan hak angket soal macem-macem," ujarnya.

Kata Habiburokhman, hak angket sempat digulirkan pada sebelum tahun 2009 lalu yang berakhir pada keputusan pemilih yang tak masuk daftar pilih bisa memilih sepanjang memiliki dokumen.

"Ya, terakhir itu sebelum 2009 hak angket itu. Waktu pemilu soal proses Pemilu 2009 itu, yang akhirnya pemilih tanpa di daftar pilih, sepanjang punya dokumen bisa milih, setelah itu nggak ada," jelasnya.

Karena itu Habiburokhman mengingatkan, jika pemilu kemarin terjadi masalah, semestinya hak angket diajukan sebelum pemungutan suara dilakukan.

"Makanya harusnya kemarin kalau dianggap banyak masalah harusnya yang namanya hak angket itu kan waktu proses, sebelum pencoblosan harusnya, jadi banyak rekomendasi perbaikan yang bisa dilakukan," terangnya.

Untuk alasan itu, ia sangat mempercayai ucapan yang pernah dilontarkan oleh cawapres nomor urut 03, Mahfud MD mengenai pihak yang kalah dalam pemilu akan selalu mencari alasan dan menuduh pemilu curang.

"Untuk memperbaiki pemilu, makanya yang disampaikan Prof Mahfud yang kalah cari-cari alasan, yang kalah menuduh pemilu curang tapi tidak memberikan masukan untuk perbaikan," demikian Habiburokhman. (DI)