Gerindra Buka Suara Soal Permintaan PAN Minta Jatah Menteri Lebih dari Empat

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 22 Mei 2024 16:00 WIB
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani (Foto: MI/Dhanis)
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani, menanggapi permintaan Partai Amanat Nasional (PAN) yang menginginkan lebih dari empat kursi menteri pada kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran. 

Kata Muzani, pembicaraan tentang pembagian jatah kursi menteri memang sudah di bahas di dalam koalisi Indonesia maju, tetapi dirinya tak mengikuti perkembangan soal pembagian jatah tersebut. 

"Oh, ya pembicaraan tentang itu dari partai-partai pendukung sudah mulai ada. Tapi tentang jumlah saya terus terang tidak mengikuti," kata Muzani kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (22/5/2024). 

Muzani mengatakan, hal itu masih dalam pembahasan antar ketua umum partai politik koalisi dengan presiden terpilih Prabowo Subianto.

"Itu sepenuhnya hak, itu sepenuhnya pembicaraan antara Ketum partai koalisi dengan presiden terpilih. Saya belum intip pembicaraan itu," pungkasnya. 

Sebelumnya, politikus Saleh Partaonan Daulay, optimis partainya mendapatkan jatah lebih dari empat kursi menteri di kabinet presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Selama ini, kata Saleh, PAN merupakan partai yang paling loyal kepada Prabowo selama tiga periode, termasuk dua periode di luar pemerintahan.

Untuk itu, ia percaya Ketua Umum Partai Gerindra itu bakal menghargai loyalitas tersebut dengan memberikan jatah kursi menteri lebih dari empat. 

"Kalau ada kader PAN yang menyebut empat kursi menteri, itu doa dan harapan. Akan tetapi, kalau doa jangan tanggung, jangan empat, kasih lima, enam, nah itu yang masuk akal," kata Saleh di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa (21/5/2024). 

Kata Saleh, jika partainya mendapatkan lima kursi menteri, maka itu merupakan hal yang biasa. Namun, hal yang tidak tepat adalah jika ada partai yang sebelumnya tidak mendukung Prabowo-Gibran justru mendapatkan tiga jatah menteri.

"Kalau PAN, itu memang sudah harus dapat. Mestinya dalam sistem demokrasi yang ada di Indonesia, wajar kalau misalnya dapat," kata dia.