Usung Anies-Iman di Pilgub Jakarta, PKB: PKS Beresiko Ditinggalkan Koalisi

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 26 Juni 2024 10:30 WIB
Wakil Sekretaris Jenderal PKB, Syaiful Huda (Foto: MI/Dhanis)
Wakil Sekretaris Jenderal PKB, Syaiful Huda (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) resmi mengusung Anies Baswedan dan Sohibul Iman sebagai bakal pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) Jakarta pada Pilkada serentak 2024.

Wasekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Syaiful Huda, menilai langkah yang diambil PKS dengan mengusung dua nama sekaligus mengesankan adanya rasa ketakutan apabila PKS tak mengusung Anies. 

Pasalnya kata Huda, baru kemarin PKS mengusung nama Sohibul Iman menjadi cagub Jakarta, tetapi berubah menjadi cawagub dengan menggandeng Anies sebagai cagubnya. 

"Saya lihat ada kegamanangan ya di PKS, 2 hari lalu mendorong Mas Sohibul Iman sebagai gubernur, hari ini langsung menjadikan Mas Iman menjadi cawagub, dan langsung menyebut nama Mas Anies," kada Huda kepada wartawan, Selasa (25/6/2024).

Padahal kata Huda, meski PKS pemenang Pileg Jakarta 2024 dengan meraih 18 kursi, tetapi PKS masih membutuhkan 4 kursi untuk mencapai 20 persen. 

"Jadi saya kira ini kegamangan yang sedang dialami teman PKS, tapi kita paham, karena PKS pemenang di DKI Jakarta," ucapnya. 

"Kalau langsung memasangkan Mas Anies dan Mas Sohibul Iman itu seolah-olah PKS sudah punya golden ticket," tambahnya. 

Sehingga dalam konteks itu kata Huda, akan jadi paradoks, di mana ketika ada partai yang belum punya golden ticket lalu langsung memasangkan bakal pasang calon. 

"Ini akan berisiko untuk membangun mitra koalisi, karena belum-belum sudah diborong posisi gubenur dan calon wakil gubernur," jelasnya.