Fahri Hamzah Sarankan Akademisi Tak Terjun ke Dalam Politik Praktis

Dhanis Iswara
Dhanis Iswara
Diperbarui 6 Mei 2024 19:00 WIB
Wakil Ketua Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah (Foto: MI/Dhanis)
Wakil Ketua Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah (Foto: MI/Dhanis)

Jakarta, MI - Wakil Ketua Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia, Fahri Hamzah menyarankan agar para akademisi tidak perlu terjun ke dalam politik praktis. 

Menurutnya akademisi cukup pada tataran teori saja. Sehingga jika menginginkan untuk terlibat langsung, maka sebaiknya akademisi mengganti pakaian mereka. 

"Jadi sebaiknya, akademisi tidak terjun langsung ke gelanggang politik praktis. Akademisi itu sangat dibutuhkan pada tataran teorinya. Tapi kalau memang mau, harus ganti baju dulu," kata Fahri Hamzah, Senin (6/5/2024).

Fahri menjelaskan, akademisi itu bagaimana memikirkan politik yang ideal, bagaimana nilai politik, bagaimana politik dalam teori yang seharusnya dengan objektivitas politik yang sesungguhnya.

Sehingga dapat menganut prinsip-prinsip keadilan, kesamaan, keterbukaan, dan kesetaraan, serta yang lainnya yang dijunjung tinggi oleh nilai-nilai akademik, khususnya juga nilai agama.

"Itu tugas akademisi. Jika akademisi turun ke lapangan atau masuk gelanggang politik praktis, maka harus berbesar hati untuk siap ikut pertarungan yang hasil akhirnya kalah dan menang," jelas Fahri. 

"Tapi begitu kita bertarung, nah itu menjadi berbeda. Pertarungan itu bukan tentang salah benar, tapi tentang kalah menang," sambungnya. 

Mantan Wakil Ketua DPR RI itu juga menjelaskan soal isi pikiran politisi dengan akademisi itu harus dibedakan. Sebab politisi memikirkan cara untuk menang, sedangkan akademisi berpikir soal etik dan nilai politik sebagai panduannya.

"Jadi. jangan ikut terjun dalam arena. Dalam pertarungan itu, pikiran saya adalah menang, sehingga yang dipikirkan bagaimana memenangkan pertarungan, bagaimana mengambil alih kekuasaan, itu yang dipikirkan oleh politisi," pungkasnya.