Gerindra Sebut Ahok Pahlawan Kesiangan di Kasus Pertamina, PDIP: Harus Ada Pagi, Siang Sore dan Malam


Jakarta, MI - Wakil Ketua DPR RI, Andre Rosiade menyoroti kemunculan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di kasus PT Pertamina. Andre menilai bahwa Ahok tak perlu dihadirkan pada rapat dengar pendapat (RDP) dengan PT Pertamina. Soalnya Ahok sudah tidak terlibat dan sudah pensiun.
Ia dengan tegas kemudian mengatakan sosok Ahok sebagai pahlawan kesiangan dan meminta agar tidak diberi panggung. Merespons pernyataan dari Andre Rosiade, Politisi PDI-Perjuangan, Adian Napitupulu, ia menyoroti terkait pernyataan “Pahlawan Kesiangan”.
Menurutnya kehadiran Pahlawan Kesiangan itu juga perlu untuk saat ini. “Pahlawan itu harus ada pagi, siang, sore, dan malam. Harus ada pahlawan karena pahlawan harus datang di waktu yang tak terduga,” katanya, Kamis (13/3/2025).
Andre sebelumnya mempertanyakan peran Ahok buntut temuan korupsi yang dilakukan oleh anak usaha PT Pertamina, Pertamina Patra Niaga. Ahok sebagai mantan Komisaris Utama (Komut) Pertamina seharusnya punya kewenangan untuk mencegah dan memberantas korupsi.
"Kita tahu di Undang-Undang Persero, ya Komut tuh bisa ya melaporkan. Ahok ngapain aja selain ngebacot, omon-omon, marah-marah, dan maki-maki?" kata Andre saat memimpin rapat dengan PT Pertamina Hulu Energi pada Rabu (12/3/2025).
Menurut Andre, sebagai komut, seharusnya dia punya data lengkap untuk menindak para pihak nakal. Dia bisa menggunakan data itu untuk melaporkan ke pihak berwajib. Sayangnya dia tidak melakukan itu selama menjabat. "Enggak dia bawa data ke aparat penegak hukum," kata melanjutkan.
Politikus Gerindra itu merasa heran mengapa Ahok mau berkoar-koar sekarang. Pemeriksaan yang akan dilakukan oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) hanya sekadar panggung untuknya. "Ngapain kasih panggung untuk orang yang sudah pensiun. Dia mau jadi pahlawan kesiangan," kata Andre.
Di lain sisi, dia menyalahkan pemerintahan era Joko Widodo (Jokowi) dalam kasus PT Pertamina Patra Niaga yang diungkap Kejaksaan Agung RI belakangan ini.
Saat membuka rapat tersebut, Andre Rosiade menyinggung kasus korupsi PT Pertamina Patra Niaga yang merugikan negara Rp194 triliun.
Kasus korupsi yang baru-baru ini dibongkar Kejaksaan Agung RI kata Andre Rosiade terjadi di era pemerintahan sebelumnya.
Politisi Partai Gerindra itu pun menyebut ada narasi jahat di media sosial yang menyerang pemerintahan Prabowo Subianto. Hal inilah yang menurutnya harus ditegaskan bahwa kasus korupsi itu terjadi jauh sebelum Prabowo Subianto dilantik menjadi Presiden.
Di mana Prabowo Subianto baru dilantik menjadi Presiden pada 20 Oktober 2024 sementara kasus korupsi terjadi pada periode 2018 hingga 2023.
Maka dari itu Andre Rosiade pun menegaskan kasus korupsi Pertamina terjadi saat Prabowo Subianto dan Partai Gerindra belum berkuasa. Justru kata Andre Rosiade terbongkarnya kasus korupsi di Pertamina saat ini menjadi tanda semangat Prabowo Subianto untuk membenahi tata kelola minyak dan gas (Migas) di Indonesia.
Andre pun tidak terima saat disela oleh seorang anggota DPR RI yang menyebut dirinya tidak elok menyindir pemerintahan yang lalu. Menurutnya hal ini harus ditegaskan kembali agar masyarakat Indonesia tidak digiring opini jahat yang menjelek-jelekkan pemerintahan Prabowo Subianto.
Topik:
Ahok Pertamina PDIP Gerindra