Berjuang Melawan Kanker, Dr Leane Suniar Menurung Ahli Gizi Olahraga dan Mantan Atlet Olympiade Tetap Semangat

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 14 September 2021 13:53 WIB
Monitorindonesia.com - Dr Leane Suniar Manurung MSc, SPGK (73 tahun) ahli gizi olahraga yang juga mantan srikandi panahan Indonesia di Olimpiade Montreal 1976, tengah berjuang keras melawan penyakit kanker yang dideritanya sejak tahun 2019 lalu.  Ia kini tengah terbaring lemah di Rumah Sakit Harapan Bunda Cijantung Jakarta Timur menjalani pengobatan kemo. Hampir semua kalangan olahraga memberi suport berupa dukungan doa, dan semangat agar wanita yang seluruh hidupnya diabadikan untuk olahraga Indonesia ini mampu berjuang melawan penyakit yang belum ada obatnya ini. Di awal tahun 2020 lalu, meski dalam kondisi sakit, sedikit dipapah oleh koleganya di KOI (Komite Olimpiade Indonessia), sebagai Direktur Medical & Doping Control Inasgoc (2018), Dr Leane masih bisa hadir dalam Rapat Tahunan (RAT) KOI pada Maret 2020. “Saya sakit, tapi ini saya paksakan saja. Belum sehat, saya selalu berusaha semangat”, tutur Leane, mantan dosen Ilmu Gizi Kedokteran UKI (Univeristas Kristen Indonesia) ini kepada Monitorindonesia.com lewat WhatsApp pada tanggal 5 Maret 2020 lalu. Saat itu srikandi panahan yang meraih peringkat sembilan Olimpiade Montreal 1976 yang hasil skornya menyamai rekor dunia itu sudah terlihat sangat lemah. Jo Rumeser (almarhum) sebelum meninggal Desember 2020 karena serangan jantung, sempat memberikan spirit kepada Leane pada 17 Juni 2020. Jo Rumeser, mantan pemain tim nasional sofbol Indonesia yang juga seorang konsultan psikologi olahraga untuk timnas sepakbola Indonesia dan juga hampir semua cabor itu, mengatakan, Dr Leane adalah salah satu atlet nasional yang mengharumkan nama bangsa di Olimpiade Montreal. Meski belum mempersembahkan medali di kala itu, tetapi dia menjadi wanita Indonesia pertama yang mencapai peringkat mengagumkan bagi Indonesia berada di urutan sembilan dunia di Olimpiade itu. “Dia bersama Donald Pandiangan di bagian putra menjadi ‘ikon’ panahan di kala Indonesia belum punya prestasi apa-apa di Olimpiade. Dr Leane dan Donald Pandiangan boleh dibilang menjadi pembuka jalan prestasi panahan Indonesia di tingkat dunia. Baru duabelas tahun kemudian Trio Srikandi Indonesia (Lilies Handayani, Nufitriyana Saiman, dan Kusuma Wardhani) menyempurnakan prestasi itu dengan mempersembahkan medali perak di Olimpiade Seoul tahun 1988 di bawah asuhan pelatih Donald Pandiangan. “Leanne menjadi pemanah yang harum namanya bersama Donald Pandiangan di bagian putra. Saya doakan semoga dapat segera pulih, dan kemonya dapat berjalan dengan baik”, sebut Jo Rumeser, pendiri Fakultas Psiiokologi BINUS pada WA-nya ke Leane Suniar pada 5 Juli 2020 lalu. Lain almarhum Jo Rumeser, lain Drs EckyTamtelahitu ketika mengetahui Dr Leane tengah berjuang melawan kankernya. Dosen olahraga yang purna tugas dari FPOK – UNJ Jakarta pada tahun 2008 langsung menelpon rekannya Leane dari kampung halamannya di Soya, Ambon pada Minggu (12/9/2021). “Leane menagis ketika mendengar suara saya menggemah di telinganya dari gagang telepon seluler miliknya,” sebut Ecky Tamtelahitu kepada Monitorindonesia.com pada waktu mengisahkan tentang pembicaraan mereka berdua beberapa menit sebelumnya. Sebagai rekan sesama atlet panahan tim PON DKI pada PON VIII/1973, Ecky Tamtelahitu yang kini sudah berusia 78 tahun tidak bisa menutupi kisah kehebatan dan kelebihan rekanya Dr Leane Suniar ini. Dia seorang atlet yang luar biasa pada masanya. Dia figur atlet hebat, fokus, disiplin, dan seorang pekerja keras. Sebelum sukses di Olimpaide Montreal 1976 ia sudah puluhan kali memecahkan rekor nasional. Sementara itu, mantan lifter terbaik Indonesia era 1980-an yang kini menjadi pembina utama di PB PABBSI (Persatuan Angkat Besi dan Angkat Berat Seluruh Indonesia), Ir Hadi Wihardja, mengatakan, Dr Leane adalah pribadi yang penuh dedikaksi untuk dunia olahraga Indonesia. Dari sisi ilmu gizi olahraga yang menjadi bidang tugasnya ini, Dr Leane, sebut Hadi Wihardja, adalah pribadi yang penuh tanggungjawab. Luar biasa sebut Ir Hadi Wihardja . “Dia sering memberi motivasi pada atlet Indonesia. Di cabang angkat besi dia juga memberikan motivasi serupa. Hebatnya, motivasi yang diberikan adalah motivasi dari pengalamannya sendiri sebagai atlet hebat,” jelas Hadi ketika dihubungi Minggu (12/9/20221). “Itu yang luar biasa dari Leane. Dia adalah mantan atlet yang sangat menguasa ilmu gizi untuk atlet dan memberikan contoh serta aplikasi praktek yang baik. Pengalamannya yang luar biasa itu memberi motovasi lebih untuk semua atlet nasional” tambah Hadi Wihardja.[MI/Mike Wangge]

Topik:

Olimpiade Montreal