Mengapa Saffron Menjadi Rempah Termahal? Berikut Alasannya

Adrian Calvin
Adrian Calvin
Diperbarui 20 Juli 2022 22:20 WIB
Jakarta, MI – Kuma-kuma atau saffron adalah nama untuk rempah-rempah dari bunga Crocus sativus(“bunga pacar”), sekaligus nama umum untuk tanaman Crocus sativus dari marga crocus famili Iridaceae. Bunga kuma-kuma memiliki tiga kepala putik (stigma) yang terletak distal terhadap daun buah. Bagian tangkai putik, yang menghubungkan stigma dengan bagian bunga paling dalam, sering dikeringkan dan disebut safron yang dipakai sebagai bumbu masakan dan bahan pewarna. Jadi, mengapa Saffron menjadi rempah termahal di dunia? Alasan saffron menjadi rempah termahal di dunia dilatarbelakangi proses pertumbuhannya serta proses panennya. Proses panen saffron dilakukan secara manual dengan penuh kehati-hatian. Hal ini lantaran putik saffron sangat rapuh dan mudah rusak. Proses pemetikan bunga lembayung muda membutuhkan waktu minimal enam jam sehari. Hal ini karena saffron hanya tumbuh enam inci dari tanah sehingga pemanen harus membungkuk selama 6 jam. Bunganya yang sangat kecil, jadi alasan utama para petani butuh usaha ekstra agar saffron tetap utuh usai dipetik. Mengutip Times of Indonesia, untuk menghasilkan 454 gram saffron kering dibutuhkan bunga saffron crocus sebanyak 75.000 bunga. Selain itu, setiap bunga saffron ungu hanya dapat mekar satu tahun sekali, selama enam minggu di akhir September hingga awal Desember. Masa tumbuh saffron yang singkat ini membuat stoknya terbatas dan eksklusif.

Topik:

Saffron Rempah termahal