Ini Tanda-tanda Kamu Sudah Kecanduan Media Sosial

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 30 Juli 2023 09:00 WIB
Jakarta, MI - Dengan jumlah platform yang terus bertambah, dari Facebook hingga TikTok, media sosial memainkan peran besar dalam banyak kehidupan kita. Namun bagi sebagian orang, penggunaan media sosial mungkin menjadi masalah. Para ahli percaya bahwa aspek media sosial bisa membuat ketagihan. Faktanya, beberapa peneliti menganggap media sosial sama adiktifnya dengan perjudian dan belanja. Jika kebiasaan media sosial Anda menghalangi pekerjaan, hubungan, atau tanggung jawab lainnya, mungkin inilah saatnya untuk menghentikannya. Apa itu kecanduan media sosial? Kecanduan media sosial adalah penggunaan media sosial yang sulit Anda kendalikan dan memengaruhi kemampuan Anda untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Kecanduan media sosial belum diakui sebagai gangguan klinis. Tetapi banyak profesional dan peneliti setuju bahwa media sosial dapat membuat ketagihan bagi sebagian orang. Bagaimana Anda tahu jika Anda kecanduan media sosial? Dilansir dari GoodRx, berikut tanda-tanda bahwa Anda mungkin kecanduan media sosial. Menghabiskan banyak waktu di media sosial Sering memikirkan media sosial saat Anda tidak menggunakannya Menghabiskan lebih sedikit waktu untuk melakukan aktivitas atau hobi lain untuk menggunakan media sosial Menghabiskan lebih sedikit waktu dengan orang lain untuk menggunakan media sosial Menggunakan media sosial sampai-sampai menghalangi berbagai bidang kehidupan Anda, seperti pekerjaan, sekolah, dan hubungan Mengalami perasaan seperti kecemasan dan lekas marah ketika Anda tidak dapat mengakses media sosial Menggunakan media sosial sebagai cara untuk mengatasi emosi yang tidak diinginkan Mengapa media sosial membuat ketagihan? Seperti jenis perilaku adiktif lainnya, menggunakan media sosial bisa bermanfaat. Itu karena menyebabkan pelepasan dopamin di otak. Dopamin adalah bahan kimia yang memainkan peran besar dalam perkembangan kecanduan. Inilah yang menyebabkan orang mengulangi perilaku yang menyenangkan berulang kali. Peneliti juga percaya bahwa aspek lain dari media sosial berkontribusi pada potensi kecanduannya, seperti: Kemampuan untuk mengeksplorasi identitas baru: Media sosial memungkinkan orang untuk “mencoba” identitas baru dan membaginya dengan dunia. Keinginan untuk berbagi foto dan video: Berbagi foto dan video di situs seperti Instagram atau TikTok bisa jadi hal yang menyenangkan. "Takut ketinggalan," atau FOMO: Orang-orang takut bahwa orang lain memiliki pengalaman positif yang bukan bagian dari mereka. “Nomophobia”: Para ahli percaya bahwa beberapa orang mengalami kecemasan karena tidak memiliki ponsel mereka 24/7 (“nomophobia”). Kondisi ini terkait dengan penggunaan internet dan media sosial yang berlebihan. Bagaimana media sosial memengaruhi otak? Kita tahu bahwa media sosial memicu pelepasan dopamin di otak, karena bisa bermanfaat. Tetapi situs dan aplikasi media sosial dirancang untuk membuat pengguna terjebak dalam apa yang oleh para ahli disebut sebagai "putaran umpan balik" dopamin. Saat Anda memeriksa notifikasi atau pembaruan baru di ponsel, hal itu memicu antisipasi. Dan jika Anda mendapat reaksi positif — seperti lebih banyak dilihat atau disukai — dopamin dilepaskan di otak. Akibatnya, sulit untuk meletakkan telepon. Bagaimana pemeriksaan media sosial secara kompulsif memengaruhi kesehatan mental Anda? Pengecekan media sosial yang kompulsif dapat berdampak negatif pada kesehatan mental Anda. Para peneliti masih berusaha memahami hubungan antara media sosial dan kesehatan mental. Tetapi beberapa teori telah diajukan. Salah satu penjelasannya adalah orang yang menghabiskan banyak waktu di media sosial memiliki lebih sedikit waktu untuk interaksi tatap muka. Penjelasan lain adalah bahwa media sosial dapat menyebabkan tekanan untuk menyesuaikan diri. Hal ini dapat menimbulkan stres dan menyebabkan kesehatan mental yang buruk. Orang yang kecanduan media sosial mungkin juga memiliki kondisi kesehatan mental lainnya seperti: Kecemasan Depresi Gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (ADHD) Gangguan obsesif-kompulsif (OCD) Namun, belum dapat dipastikan bahwa penggunaan media sosial menyebabkan masalah kesehatan mental. Bisa jadi orang yang sudah memiliki masalah kesehatan mental lebih cenderung menggunakan media sosial secara berlebihan. Dalam beberapa kasus, media sosial sebenarnya memiliki efek positif pada kesehatan mental. Beberapa bukti menunjukkan bahwa media sosial dapat membantu orang terhubung secara online dengan teman sebaya yang memahaminya. Misalnya, orang dewasa muda dengan penyakit mental yang signifikan menemukan bahwa media sosial membantu mereka merasa tidak terlalu terisolasi.