Belum Penuhi Syarat, WHO Tunda Pendaftaran Vaksin Sputnik V

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 14 Oktober 2021 13:10 WIB
Monitorindonesia.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan proses pendaftaran penggunaan darurat untuk vaksin produksi Rusia, Sputnik V ditunda dulu sambil menunggu beberapa data dan prosedur hukum yang diharapkan “segera diselesaikan”. “Kami bekerja hampir setiap hari dengan Kementerian Kesehatan Rusia untuk mengatasi masalah yang tersisa yang harus dipenuhi oleh Dana Investasi Langsung Rusia,” ujar Mariangela Simao, asisten Dirjen WHO untuk akses ke obat-obatan dan produk kesehatan seperti dikutip Aljazeera.com, Kamis (14/10). Simao mengatakan bahwa segera setelah kesepakatan tercapai, WHO akan memroses pendaftaran tersebut dan menilai data yang diajukan. WHO juga akan melanjutkan inspeksi lokasi manufaktur di Rusia. “Semua pengajuan vaksin Covid-19 yang ada pada kami ditangani dengan cara yang sama,” katanya, akan tetapi dia tidak memerinci batas waktu kapan proses pencatatan dapat diselesaikan. Menteri Kesehatan Rusia, Mikhail Murashko awal bulan ini mengatakan bahwa semua hambatan untuk mendaftarkan vaksin ke WHO telah dibereskan dan hanya beberapa dokumen yang harus diselesaikan. Di Rusia penerimaan vaksin berjalan lambat dan ketidakpercayaan terhadap pihak berwenang t8nggi dan juga ada ketakutan akan produk medis baru. Hanya 33 persen di Rusia yang telah divaksinasi lengkap. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia perlu mempercepat kampanye vaksinasi setelah negara itu mencatat 973 kematian terkait virus Corona pada Selasa. Angka itu merupakan jumlah korban satu hari tertinggi sejak dimulainya pandemi. Secara total, Rusia telah mencatat lebih dari 7,7 juta kasus dan lebih dari 426.000 kematian. Sementara itu, Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) kemarin menyatakan vaksin Sputnik Light menunjukkan efektivitas 70 persen terhadap varian Delta tiga bulan setelah injeksi. Data yang dikirimkan oleh pengembang, Institut Gamaleya ke server pra-cetak medRxiv akan menjalani proses tinjauan sejawat. Data itu diambil dari 28.000 peserta yang menerima dosis Sputnik Light. Data itu kemudian dibandingkan dengan kelompok kontrol yang terdiri dari 5,6 juta orang yang tidak divaksinasi. Sedangkan sejumlah negara sedang menyebarkan atau mempertimbangkan untuk memberikan dosis ketiga vaksin Pfizer atau Moderna sebagai booster ke beberapa populasi mereka. Mereka yang menerima penguat vaksin itu terutama yang memiliki sistem kekebalan yang lemah dan orang tua.[Yohana RJ]

Topik:

WHO Sputnik V