Luhut Tegaskan Bisnis GSI Tak Cari Profit

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 4 November 2021 10:13 WIB
Monitorindonesia.com - Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan tidak pernah sedikit pun mengambil keuntungan pribadi dari bisnis yang dijalankan PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI). "Seperti sama-sama kita tahu, pada masa-masa awal pandemi tahun lalu, Indonesia masih terkendala dalam hal penyediaan tes Covid-19 untuk masyarakat. GSI ini tujuannya bukan untuk mencari profit bagi para pemegang saham," ujar Luhut dalam surat yang diterima awak media, Kamis (4/11/2021). Sesuai namanya, Luhut menjelaskan, Genomik Solidaritas Indonesia, adalah kewirausahaan sosial, sehingga tidak sepenuhnya bisa diberikan secara gratis. Menurutnya, partisipasi yang diberikan melalui Toba Bumi Energi merupakan wujud bantuan yang diinisiasi oleh rekan-rekannya dari Grup lndika, Adaro, Northstar, dan lain-lain yang sepakat bersama-sama membantu penyediaan fasilitas tes Covid-19 dengan kapasitas yang besar. Bantuan melalui perusahaan tersebut merupakan upaya keterbukaan yang dilakukan sejak awal. "Kenapa saya tidak menggunakan nama yayasan? Karena memang bantuan yang tersedia berada dari perusahaan. Dan memang tidak ada yang saya sembunyikan di situ," ucap Luhut. Hingga saat ini, sambung Luhut, tidak ada pembagian keuntungan baik dalam bentuk dividen maupun dalam bentuk lain kepada pemegang sahamnya. Keuntungan GSI justru banyak digunakan untuk memberikan tes swab gratis kepada masyarakat yang kurang mampu dan tenaga kesehatan di garda terdepan, termasuk di RSDC wisma atlet. Luhut juga selalu mendorong agar harga tes PCR bisa diturunkan sehingga dapat terus menjangkau masyarakat yang membutuhkan. Selain itu, ketika kasus menurun awal September lalu, dia juga yang meminta agar penggunaan antigen dapat diterapkan pada beberapa moda transportasi yang sebelumnya menggunakan PCR sebagai persyaratan utama. "Pemberlakuan aturan PCR yang diberlakukan kemarin karena saya melihat adanya peningkatan resiko penularan akibat peningkatan mobilitas di Jawa Bali dan penurunan displin protokol kesehatan," jelas mantan Danjen Kopassus itu. Luhut mengakui tidak pernah terbiasa untuk melaporkan atau menunjukkan segala bentuk perbuatan yang bersifat donasi seperti ini. Sebab, baginya jika tangan kanan memberi, tangan kiri tak perlu tahu. "Namun, saya berkesimpulan harus menjelaskan dengan detail sesuai fakta yang ada dikarenakan ada disinformasi yang efeknya tidak hanya menimbulkan kegaduhan tetapi juga memunculkan ketakutan bagi mereka yang punya niat tulus dan semangat solidaritas tinggi untuk melihat negeri ini bangkit lalu pulih dari pandemi," tambah Luhut. Dia berharap agar semangat solidaritas yang digalang oleh berbagai pihak untuk menanggulangi pandemi. Hal itu bisa bermanfaat bagi pulihnya NKRI seperti yang diharapkan bersama.[Lin]

Topik:

LBP PCR Luhut GSI