Teknologi 5G Ganggu Penerbangan, CEO Boeing dan Airbus Surati Presiden Joe Biden

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 26 Desember 2021 21:41 WIB
Washington, Monitorindonesia.com - Teknologi 5G dinilai dapat berdampak sangat buruk terhadap industri penerbangan. Oleh karena itu, CEO Airbus dan Boeing meminta Pemerintah AS menunda peluncurkan jaringan 5G pada 5 Januari 2022. Dalam suratnya kepada Presiden AS Joe Biden, Boeing dan Airbus mengatakan spektrum C-Band jaringan nirkabel 5G dapat mengganggu sistem elektronik pesawat. Raksasa telekomunikasi AS AT&T dan Verizon dijadwalkan meluncurkan jaringan 5G pada 5 Januari 2022. "Gangguan 5G dapat mempengaruhi keamanan operasional pesawat," kata Dave Calhoun, CEO Boeing, dan Jeffrey Knittel dari Airbus Americas sebagaimana dikutif dari BBC dalam surat bersama ke Menteri Transportasi Pete Buttigieg. Dalam surat, keduanya mengutip hasil riset Airlines fo America yang menyatakan bahwa jika peraturan 5G Federal Aviation Administration (FAA) diberlakukan pada 2019 lalu, maka 345.000 penerbangan komersial dan 5.400 penerbangan kargo dapat mengalami penundaan, pengalihan, atau pembatalan. FAA dan industri penerbangan mengkhawatirkan potensi gangguan 5G terhadap perangkat pesawat yang sensitif seperti radio altitude meter. "Airbus dan Boeing bekerja sama dengan stakeholder industri penerbangan di AS dalam mempelajari dampak gangguan 5G terhadap altimeter radio," kata Airbus. "Proposal Keselamtan Penerbangan untuk mencegah potensi risiko telah diajukan ke Kementerian Transportasi". Bulan ini, FAA mempublikasikan petunjuk kelayakan udara yang memperingatkan ahwa gangguan 5G dapat menyebabkan pengalihan rute. Informasi lebih lanjut akan diberikan sebelum jaringan 5G diimplentasikan pada 5 Januari nanti. November lalu. AT&T dan Verizon menunda peluncuran komersial jaringan nirkabel 5G C-band hingga 5 Januari dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk membatasi gangguan. Menurut pelaku industri penerbangan, langkah yang diambil operator telekomunikasi tidak cukup. Boeing dan Airbus menawarkan proposal untuk membatasi transmisi selular di sekitar bandara dan daerah-daerah kritis lainnya. Pekan lalu, CEO United Airlines mengatakan peraturan 5G dari FAA akan emncakup larangan penggunaan radio altimeter di 40 bandara terbesar AS. Kelompok industri telekomunikasi AS CTIA mengatakan jaringan 5G aman dan menuduh kelompok aviasi menyebarkan fitnah dan ketakutan. "Penundaan implementasi 5G akan berdampak pada hilangnya US$ 50 miliar dari pertumbuhan ekonomi, di tengah upaya pemulihan ekonomi dari pandemi di negara kita," kata ketua CTIA Meredith Attwell Baker.[Yohana RJ]