Boeing PHK 2.500 Karyawan, Ini Penyebabnya!

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 19 November 2024 20:54 WIB
Boeing akan PHK 2.500 Karyawan [Foto: Repro]
Boeing akan PHK 2.500 Karyawan [Foto: Repro]

Jakarta, MI - Boeing mengumumkan akan memutuskan hubungan kerja (PHK) terhadap 2.500 karyawan yang tersebar di negara bagian Washington, Oregon, Carolina Selatan, dan Missouri, Amerika Serikat (AS). PHK ini merupakan bagian dari rencana perusahaan untuk memangkas 17.000 pekerja atau sekitar 10 persen dari total tenaga kerja globalnya.

Melansir dari laporan Reuters, Senin (18/11/2024), 2.200 pekerja akan terdampak di Washington, 220 di Carolina Selatan, dan sisanya di Oregon dan Missouri.

Sebagai bentuk kepatuhan terhadap regulasi federal, Boeing menyatakan bahwa karyawan yang terkena PHK akan tetap menerima gaji hingga 17 Januari, sesuai dengan ketentuan untuk memberikan pemberitahuan setidaknya 60 hari sebelum pemutusan hubungan kerja.

Sebelumnya, Boeing menyebut keputusan untuk memangkas 17.000 pekerja ini diambil karena kondisi keuangan yang memburuk. Salah satu faktor penyebabnya adalah aksi mogok pekerja yang berujung pada penghentian produksi pesawat Boeing 737 Max, 767, dan 777.

"Kami mengatur ulang tingkatan tenaga kerja kami untuk menyesuaikan pada kenyataan keuangan dan agar lebih fokus pada sejumlah prioritas," kata CEO Boeing Kelly Ortberg, Jumat (11/10/2024).

"Dalam beberapa bulan ke depan, kami berencana mengurangi jumlah pekerja kami sekitar 10 persen," lanjutnya.

Selain pemangkasan tenaga kerja, perusahaan juga memastikan bahwa peluncuran pesawat 777X yang semula dijadwalkan akan dilakukan lebih awal, kini harus ditunda hingga 2026. Penundaan ini disebabkan oleh masalah sertifikasi, serta dihentikannya uji terbang dan pekerjaan terkait pesawat baru tersebut.

Tak hanya itu saja, Boeing juga akan menghentikan program kapal barang 767 pada 2027. Keputusan ini merupakan bagian dari strategi perusahaan dalam menghadapi kesulitan finansial yang telah berlangsung selama beberapa tahun terakhir.

Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan memang mengalami masalah finansial dan hubungan dengan para karyawannya. Per kuartal II 2024, perusahaan menelan kerugian US$5 miliar atau sekitar Rp77,8 triliun.

Topik:

boeing pemutusan-hubungan-kerja