Ukraina Mulai Panggil Pasukan Cadangan untuk Berperang dengan Rusia

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 23 Februari 2022 13:19 WIB
Monitorindonesia.com - Presiden Ukraina mulai memanggil pasukan cadangan setelah Rusia mulai mindahkan pasukan ke timur negara itu dan mengatakan Ukraina sanggup menghadapi pertempuran untuk mempertahankan keberadaannya. Presiden Volodymyr Zelenskiy mengesampingkan mobilisasi umum dalam pidatonya. Akan tetapi keputusan untuk membawa pasukan cadangan kembali ke tugas aktif merupakan tanda lebih lanjut bahwa Ukraina bersiap untuk kemungkinan bentrokan militer dengan tetangganya. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia akan mendukung klaim teritorial republik yang memproklamirkan diri di Luhansk dan Donetsk, yang secara dramatis meningkatkan kemungkinan perang yang lebih besar dalam waktu dekat. Selama berminggu-minggu Zelenskiy telah mendesak upaya damai dan pencarian solusi diplomatik, bahkan saat sekutu Barat mengeluarkan peringatan yang semakin mendesak tentang rencana invasi Rusia. Sekarang dia telah mengatakan kepada negaranya bahwa mereka harus “meningkatkan kesiapan tentara untuk semua kemungkinan perubahan dalam situasi operasional. Zelenskiy menambahkan: “Kita perlu segera mengisi kembali tentara Ukraina dan formasi militer lainnya seperti dikutip TheGuardian.com, Rabu (23/2). Pidato menantang dari Zelenskiy datang setelah AS mengatakan bahwa invasi yang telah diperkirakan selama berminggu-minggu akhirnya dimulai. Zelenskiy mengatakan bahwa Ukraina adalah negara yang damai, tetapi rakyatnya tidak akan tinggal diam dalam menghadapi agresi. “Jika kita tetap diam hari ini, kita akan menghilang besok. Dengan keyakinan pada diri kami sendiri, negara kami, kami akan mencapai kemenangan,” katanya. Zelenskiy juga mengatakan bahwa dia telah mengadakan pertemuan lintas partai untuk mengusulkan pemerintah koalisi pertahanan dan mengumumkan peluncuran program "patriotisme ekonomi". Program itu berupa keringanan pajak dan insentif lain untuk mendukung negara yang dilanda ancaman perang. Ukraina merugi miliaran dolar per bulan karena krisis keamanan terburuk Eropa dalam beberapa dasawarsa dan mendorong banyak orang meninggalkan ibu kota, Kyiv. Mereka pindah ke kota-kota lain atau keluar negeri sama sekali.[Lin]

Topik:

Ukraina