F1 Akhiri Kontrak dengan Rusia Setelah Invasi Ukraina

Surya Feri
Surya Feri
Diperbarui 3 Maret 2022 21:15 WIB
Monitorindonesia.com - Formula One (F1) tidak akan lagi menggelar balapan di Rusia setelah olahraga itu memutuskan kontraknya dengan promotor Grand Prix Rusia, pada Kamis (3/3/22), sebagai tanggapan atas invasi negara itu ke Ukraina. Gelaran balap tersebut akan dipindahkan ke trek baru di luar St Petersburg tahun depan dari venue taman Olimpiade Sochi saat ini, yang memiliki kontrak hingga 2025. Olahraga tersebut mengumumkan pembatalan balapan 2022, yang semula dijadwalkan pada 25 September, pekan lalu. "Formula Satu dapat mengonfirmasi telah memutuskan kontraknya dengan promotor Grand Prix Rusia yang berarti Rusia tidak akan menggelar balapan di masa depan," demikian bunyi pernyataan. Langkah Formula One untuk secara efektif menarik diri dari Rusia terjadi setelah badan pengatur olahraga, FIA, pada Selasa mengutuk invasi negara itu ke Ukraina tetapi mengatakan pembalap Rusia dan Belarusia masih bisa ambil bagian dalam kompetisi dalam kapasitas netral. Federasi Motorsport Inggris pada hari Rabu melarang pemegang lisensi Rusia dan Belarusia dari balapan di negara itu terlepas dari bendera mereka. Nikita Mazepin saat ini adalah satu-satunya pebalap Rusia di grid Formula Satu. Pebalap berusia 22 tahun itu sudah menghadapi masa depan yang tidak pasti setelah tim Haas miliknya di AS menghapus semua merek yang terkait dengan produsen kalium Rusia dan sponsor utama Uralkali dari mobilnya pada hari terakhir tes Barcelona pekan lalu. Uralkali dimiliki oleh ayah Mazepin, oligarki Dmitry Mazepin, dan nasib kemitraan dan kehadiran berkelanjutan orang Rusia di tim akan diputuskan minggu ini. Sebeumnya F1 Grand Prix Rusia bergabung dengan kalender F1 pada tahun 2014. Dalam gelaran sebelumnya telah dihadiri oleh Presiden Vladimir Putin, dimana pemimpin Rusia itu bahkan memberikan piala di podium. Rusia meluncurkan invasi habis-habisan ke Ukraina pekan lalu, dengan Belarus digunakan sebagai area pementasan utama. Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus".

Topik:

Rusia Ukraina F1