Gegara "Kerajaan Sambo" Roboh, Buzzer Berkurang!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 8 September 2022 01:48 WIB
Jakarta, MI - Mantan Sekretaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Muhammad Said Didu, menilai ditengah hangatnya kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (J) yang melibatkan mantan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo, para buzzer mulai berkurang. Dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua itu, Ferdy Sambo, Putri Candrawathi, Bharada E, Bripka RR dan Kuat Ma'ruf telah ditetapkan sebagagai tersangka oleh Polri. Selain itu, kasus ini juga menyeret sejumlah nama anggota kepolisian lainnya. Bahkan dari perkembangan kasus ini pun terungkap “kerajaan Sambo” di lingkup Mabes Polri. “Setelah geng Sambo terbongkar, ini buzzer agak berkurang nih, pak,” ungkap Said Didu dalam sebuah video yang viral di media sosial, seperti dilihat Monitorindonesia.com, Kamis (8/9). Hal itu yang ia rasakan terhadap akunnya di media sosial. Pasalnya, kata dia, akunnya merupakan pusat serangan para buzzer. “Karena saya kan pusat serangan buzzer, ya saya pusatnya serangan buzzer. Ini agak berkurang buzzer ini sejak geng Sambo terbongkar,” jelasnya. Atas hal itu, Said Didu pun menyampaikan analisisnya terkait dugaan hubungan antara kasus Ferdy Sambo dengan berkurangnya aktivitas para buzzer. “Jadi saya punya analisis siapa tahu sebenarnya dari sana sumbernya, dari sana sumbernya.Nah, indikasi, kalau itu dijadikan delik ya silakan aja, saya hanya menyatakan bahwa serangan buzzer ke akun Said Didu berkurang setelah geng Sambo terbongkar, nah ini itu saja,” ucapnya. Selain tentang buzzer, Said Didu juga menghubungkan kasus Ferdy Sambo dengan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai bakal calon presiden RI. “Ada juga salah satu capres kegiatannya agak berkurang. Bukan capres (tapi) yang ingin mencalonkan diri sebagai presiden, bakal calon atau merasa calon. Itu kegiatannya juga berkurang dengan ini,” ujarnya. Namun dalam video berdurasi 02:02 menit yang belum diketahui tempat dan tanggal perekamannya tersebut, tak disebutkan siapa tokoh bakal calon presiden yang dimaksud. Lebih jauh, masih menurut Said Didu, kasus Ferdy Sambo bisa jadi batu loncatan dalam upaya membersihkan Indonesia. “Jadi menghormati dan menghargai pengorbanan nyawa Brigadir J, siapa tahu tetesan darah beliau membersihkan negeri ini,” bebernya. Said Didu melanjutkan, bahwa yang terjadi sekarang sebenarnya adalah kekuasaan sedang berjalan dengan dua pilar utama, yaitu berupaya mengobjektifkan kepentingan subjektif kelompoknya. “Jadi kalau dia punya kepentingan A, maka dia berusaha mengobjektifkan itu dengan berbagai cara. Caranya lewat buzzer, seakan-akan itu kebenaran dan mendeligitimasi orang yang berbeda dengan itu lewat media massa,” tutup Said Didu. #Kerajaan Sambo
Berita Terkait