Wah!! Pembuang Mayat di Kolong Tol Becakayu Pendeta Muda GBI Pendukung Ferdy Sambo!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 23 Oktober 2022 03:47 WIB
Jakarta, MI - Sosok nama Christian Rudolf Tobing (36) yang membuang mayat korbannya seorang wanita muda bernama Ade Yunia Rizabani alias Icha Alias AYR (26) di kolong Tol Becakayu, pada hari Selasa (18/10) kini disebut-sebut sebagai seorang pendeta di Gereja Bethel Indonesia (GBI). Bahkan di media sosial yakni di Twitter menyebut sang pembunuh sadis itu seorang Pendeta muda dari Gereja Bethel Indonesia (GBI), yang diduga dibawah pendeta pendukung Ferdy Sambo kini menjadi terdakwa kasus perampasan nyawa Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) yakni pendeta Gilbert Lumoindong. "Pembunuhnya pendeta muda di bawah pendeta yang mendukung Sambo, korbannya penari juga jemaat pendeta pendukung Sambo. Udah baik korban memberi pinjaman hutang 30jt malah berakhir dibunuh. RIP Icha." cuit akun Twitter @timmymalachi. Sementara itu, berdasarkan pengamatan di media sosialnya (Rudolf Tobing), pelaku sering mengisi pelayanan sebagai pelayanan firman. Dalam instagramnya terlihat ia sering memberikan kotbah di dalam dan luar gereja. Pelaku juga rajin rutin menyebar undangan Pelayanan di GBI . Dalam akun instagram Rudolf @rudolftobing_ kerap menyebarkan video firman Tuhan dan mengundang anak muda untuk menghadiri ibadah. Pada satu postingan Rudolf membagikan undangan ibadah GBI: "4 hari lagi euy.anak2 muda sekitar pondok gede..mari merapat... Hari Minggu 9 sept 2018. Jam 11 siang di GBI BATU PENJURU JL raya hankam no 10A,pondok gede (SEBERANG GKI PONDOK GEDE)" D instagram Rudolf @rudolftobing_ juga kerap menyebarkan video firman Tuhan dan mengundang anak muda untuk menghadiri ibadah. Banyak warganet membagikan sosok tersangka yaitu Rudolf Tobing dengan akun Instagram @rudolftobing_ Penelusuran mendapatkan sosok yang diduga sebagai tersangka ini mengunggah post Instagram terakhir berupa jadwal ibadah Minggu Raya 26 Juni 2022. Brigadir J Dapat Khotbah Pendeta Gilbert Lumoindong Pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak, mengatakan bahwa Brigadir J pernah mendengar khotbah yang dibacakan oleh Pendeta Gilbert Lumoindong, yang berkaitan dengan pernyataannya tentang istri Ferdy Sambo yang justru menggoda Brigadir J agar diperkosa. "Peran Putri Candrawathi pertama menggoda Brigadir J, menggoda supaya dia diperkosa tapi enggak kesampaian. Karena Brigadir J pernah mendengar khotbahnya Pendeta Gilbert Lumoindong, dia pendeta terkenal 'kalau kamu digoda wanita yang tidak kamu kehendaki kamu berlari, bukan mendekat'. Nah Yosua sudah benar dia berlari keluar, menurut dakwaan mereka toh sama saksinya, maka tidak berhasil Joshua diperkosa oleh Putri Candrawathi," tuturnya. Pada saat itu, kata Kamaruddin Simanjuntak, niat Putri Candrawathi diperkosa Brigadir J tidak berhasil. "Yang kedua fakta perbuatannya (Putri Candrawathi) dia mengundang lagi ke kamar tidurnya, ini kan tidak lazim," ungkap Kamaruddin. Kemudian Putri Candrawathi, kata Kamaruddin, menelepon suaminya, Ferdy Sambo, lalu mengatakan kalau Brigadir J telah melakukan hal yang dianggap kurang ajar. "Kurang ajar kan kesimpulan, harusnya ada fakta-fakta, apa sih kurang ajarnya? Artinya dia memprovokasi suaminya untuk membunuh, yaitu tanggal 7. Dia menelepon sehingga suaminya (Ferdy Sambo) di Jakarta sudah menunggu untuk merancang kejahatan," kata dia. Peran Putri Candrawathi selanjutnya, kata Kamaruddin Simanjuntak, adalah membujuk Bripka Ricky Rizal untuk membunuh Brigadir J. "Peran Putri pertama menggoda Joshua, menggoda supaya dia diperkosa tapi nggak kesampaian," katanya. Pendeta Gilbert Lumoindong Dukung Ferdy Sambo  Pendeta Gilbert Lumoindong mendukung kemarahan Ferdy Sambo terhadap Brigadir J lantaran Putri Candrawathi telah dilecehkan. Pembelaan ini disampaikan Gilbert usai bertemu dengan Putri Candrawathi untuk mendengar kronologis kejadian. Berdasarkan cerita Putri, Gilbert mengatakan, tak ada niat Ferdy Sambo membunuh Brigadir Yosua Hutabarat. Bahkan, jenderal bintang dua itu tak sekalipun memerintahkan Bharada Richard Eliezer (Bharada E) untuk membunuh Brigadir J. Bharada E diperintahkan menembak maksudnya bukan membunuh tetapi hanya menyadarkan supaya dia mau mengakui perbuatannya. Kemudian pembunuhan itu terjadi," kata pendeta Gilbert dalam sebuah video di saluran Youtubenya. Pendeta Gilbert mengatakan, setelah Brigadir J terkapar usai dihujani lima tembakan, Ferdy Sambo memanggil ambulans. Ferdy Sambo tidak ingin peristiwa pembunuhan dan pemerkosaan kepada istrinya diketahui publik. "Ada upaya memanggil ambulans karena gak mau cerita ini diketahui publik dan sangat memalukan," ujarnya lagi. Pendeta Gilbert dengan tegas membantah klaim pengacara keluarga Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak yang menyebut, motif pembunuhan itu karena pernikahan Ferdy Sambo dengan seseorang yang dipanggil ‘si cantik’ dibongkar Brigadir J. Ferdy Sambo dan si cantik disebut telah dinikahkan seorang rohaniwan. Menurutnya, motif yang dikemukakan Kamaruddin Simanjuntak tak masuk akal, sebab sebagai seorang pemeluk Kristen Ferdy Sambo pasti mengetahui peraturan pernikahan dalam agama yang dianut, yakni tak ada pernikahan siri atau nikah di bawah tangan. "Saya pikir itu rohaniawan gila kali, kita kan Kristen tidak mengenal pernikahan siri.Makin ke sini terlihat garingnya,” katanya. Tegas membantah pernyataan Kamaruddin, Pendeta Gilbert secara tak langsung justru mendukung Ferdy Sambo. "Ini merupakan aib yang menakutkan kalau seorang istri jenderal bintang dua diperkosa oleh ajudannya. Kelihatannya FS mau menutupi cerita ini dan tak mau membongkarnya karena dalam keadaan yang sangat marah di tengah diberitahu istrinya bahwa kejadian itu terjadi di Magelang kemudian baru diceritakan setelah tiba di Jakarta," kata Pendeta Gilbert. Namun demikian, Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat membantah pernyataan Pendeta Gilbert Lumoindong yang merupakan fitnah kepada anaknya yang sudah meninggal. Samuel mengaku telah menyanggah pernyataan Gilbert melalui pesan WhatsApp. “Saya bilang, Pendeta Gilbert yang terhormat, setahu saya sampai saat ini baru ada pendeta memfitnah orang yang sudah meninggal,” tutur Samuel dilansir dari Youtube Irma Hutabarat, Selasa (27/9/2022) Ia juga mengatakan bahwa Pendeta Gilbert sempat mendatangi keluarga Brigadir J di Sungai Bahar, Jambi. “dia datang ke Sungai Bahar dengan rombongan pagi-pagi, kami baru bangun tidur. Dia datang untuk mengucapkan bela sungkawa, lalu ke makam berziarah, dan berdoa,” tuturnya. “Ia datang untuk berbela sungkawa, dia berbicara soal kejadian, dia bilang soal kejadian kita serahkan ke aparat hukum, sudah ada yang memproses, kita berdoa saja,” katanya Namun, setelah melihat pernyataan Gilbert yang mengaku telah berbicara dengan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dan mengatakan bahwa Putri sudah jujur, Samuel membantah. “Masih percaya? Sedangkan kasus di Duren Tiga sudah di SP3 kan, berarti sebagai pendeta ikut menyebarkan kebohongan,” tutur Samuel. Diketahui, dalam kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Christian Rudolf Tobing (36), sejauh ini Polisi saat ini menggali motif tersebut. Polisi juga telah menangkap Rudolf yang membuang mayat korbannya di kolong Tol Becakayu dengan alasan sakit hati. Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga mengungkapkan bahwa pelaku sempat mencari dan mempelajari informasi di internet selama tiga hari cara membunuh orang tanpa bersuara. “Pelaku men-searching lagi bagaimana cara membunuh orang supaya tidak bersuara. Itu dipelajari selama tiga hari,” katanya kepada wartawan, Sabtu (22/10). Pelaku sempat berencana untuk menyewa pembunuh bayaran sebelum akhirnya batal dan memilih menggunakan cara yang ia pelajari di internet. “Jasa itu (pembunuh bayaran) tidak jadi karena menurut keterangan pelaku itu tarifnya terlalu mahal dan pelaku tidak sanggup,” tukasnya. Polisi menyebutkan bahwa terdapat dua orang yang menjadi target pembunuhan oleh pelaku Christian Rudolf Tobing (36) selain dari korban AYR alias I (36). Sementara itu, Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi mengungkapkan bahwa target utama dari pelaku adalah seorang pria berinisial H. “Ada calon target yang atas nama H ini merupakan dulunya kawan pelaku. Tapi ada berselisih paham sehingga bermusuhan dengan pelaku,” ujar Hengki kepada wartawan, Sabtu (22/10). Ketidaksenangan pelaku terhadap H bertambah setelah mengetahui bahwa H dan korban I berada dalam satu lingkaran pertemanan yang sama. “Pelaku melihat media sosial dan melihat foto-foto di media sosial bahwa calon korban atas nama H, I, dan S masih bersama saat merayakan Natal ataupun kegiatan-kegiatan lain secara bersama. Pelaku merasa lebih sakit hati lagi dan berniat untuk menghabisi ketiganya,” ungkap Hengki. Diberitakan sebelumnya, beredar di media sosial rekaman CCTV yang memperlihatkan pelaku pembunuhan berinisial CRT membawa mayat korban di dalam sebuah bungkusan dengan menggunakan troli. Pria berkepala plontos itu tampak saat di dalam lift. Menanggapi hal ini, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Hengki Haryadi mengungkap arti senyuman tersangka tersebut. “Jadi kami juga tanyakan kepada tersangka kenapa tersenyum, ya jawabannya karena happy,” ujar Hengki Haryadi kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jumat (21/10/2022). Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Indrawienny Panjiyoga mengungkapkan bahwa pelaku sempat mencari dan mempelajari informasi di internet selama tiga hari cara membunuh orang tanpa bersuara. “Pelaku men-searching lagi bagaimana cara membunuh orang supaya tidak bersuara. Itu dipelajari selama tiga hari,” katanya kepada wartawan, Sabtu (22/10). Pelaku sempat berencana untuk menyewa pembunuh bayaran sebelum akhirnya batal dan memilih menggunakan cara yang ia pelajari di internet. “Jasa itu (pembunuh bayaran) tidak jadi karena menurut keterangan pelaku itu tarifnya terlalu mahal dan pelaku tidak sanggup,” tukasnya. Polisi menyebutkan bahwa terdapat dua orang yang menjadi target pembunuhan oleh pelaku Christian Rudolf Tobing (36) selain dari korban AYR alias I (36). Sementara itu, Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Hengki Haryadi mengungkapkan bahwa target utama dari pelaku adalah seorang pria berinisial H. “Ada calon target yang atas nama H ini merupakan dulunya kawan pelaku. Tapi ada berselisih paham sehingga bermusuhan dengan pelaku,” ujar Hengki kepada wartawan, Sabtu (22/10). Ketidaksenangan pelaku terhadap H bertambah setelah mengetahui bahwa H dan korban I berada dalam satu lingkaran pertemanan yang sama. “Pelaku melihat media sosial dan melihat foto-foto di media sosial bahwa calon korban atas nama H, I, dan S masih bersama saat merayakan Natal ataupun kegiatan-kegiatan lain secara bersama. Pelaku merasa lebih sakit hati lagi dan berniat untuk menghabisi ketiganya,” ungkap Hengki. Diberitakan sebelumnya, beredar di media sosial rekaman CCTV yang memperlihatkan pelaku pembunuhan berinisial CRT membawa mayat korban di dalam sebuah bungkusan dengan menggunakan troli. Pria berkepala plontos itu tampak saat di dalam lift.
Berita Terkait