KPAI Meminta Perampas Nyawa Anak Sendiri di Depok Dihukum Berat!

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 2 November 2022 09:02 WIB
Jakarta, MI - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyesalkan dengan adanya kasus pembantaian anggota keluarga di Depok yang tak lain dilakukan oleh sang Kepala Rumah Tangga sendiri, di Cluster Pondok Jatijajar, Tapos, Depok, pada Selasa (1/11/2022) kemarin.Pembunuhnya bernama Rizky Noviyandi Achmad (31) dengan sadis menghabisi putrinya yang masih berstatus siswi SD serta melukai sang istri hingga kritis. "KPAI menyesalkan adanya kekerasan yang dilakukan oleh ayah sekaligus suami kepada anak hingga meninggal. Tentu kita sangat prihatin dengan kasus ini," kata Wakil Ketua KPAI Rita Pranawati kepada wartawan, Selasa (1/11/2022).KPAI, tegas Rita, berharap bahwa proses penegakan hukum tetap berjalan dengan holistik, apakah ada gangguan kejiwaan dan seterusnya."Kalau memang tidak, tentu proses hukum berjalan dengan pemberatan ya karena kan bapak ini kan punya tanggung jawab kepada anak gitu ya. Kemudian sebagai pelindung anak lah pengasuh gitu, maka dia tetap perlu pemberatan sepertiga itu kalau memang tidak ada yang meringankan, itu berarti hukum normalnya adalah sepertiga," bebernya.Selain itu, dia juga mendorong adanya upaya-upaya edukasi untuk pencegahan kejadian serupa terulang. Setiap Puskesmas juga harus memiliki psikolog yang bisa membantu memecahkan masalah psikologis setiap individu dalam keluarga."Keberadaan psikolog di Puskesmas itu sepertinya sudah urgent, tidak perlu malu atau juga misalnya kalau ada masalah keluarga bisa ke Puspaga atau lembaga-lembaga layanan lainnya gitu untuk memperinganankan beban psikologis. Sehingga kemudian tidak mengambil jalan keluar seperti menghabisinya nyawa orang," pungkasnya.Seorang kepala rumah tangga di Kota Depok, Jawa Barat bernama Rizky Noviyandi Achmad (31) tega membantai anggota keluarganya di kediamannya, RT 003 RW 008 Kelurahan Jatijajar, Kecamatan Tapos, Depok pada Selasa (1/11/).Anak perempuannya meninggal dan istrinya mengalami luka-luka yang cukup serius. pembantaian itu terjadi sekitar pukul 05.30 WIB.Koordinator keamanan RT 3 /RW 8, Kelurahan Jatijajar, Sidup Supriyadi mengatakan sosok pelaku dikenal di lingkungan sebagai sosok yang misterius.Sebab, pelaku adalah orang yang pendiam dan tidak bergaul dengan warga sekitar. “Pendiam, di dalam rumah mulu. Meski masih warga saya tapi ia kurang bergaul dengan rekannya,” katanya kepada wartawan, Selasa (1/11).Supriyadi mengaku mengetahui kejadian tersebut, karena mendengan teriakan dari seorang tukang sayur yang tengah melintas di area perumahan tersebut.“Tukang sayur teriak, dan kemudian memancing keramain warga yang datang,” ungkapnya.Sementara itu Kasat Reskrim Polres Metro Depok AKBP Yogen Heroes Baruno mengatakan pihaknya sudah mengamankan pelaku.“Korban satu kritis yang satu lagi meninggal dunia. Pelaku adalah ayah atau suami korban. Pelaku sudah diamankan,” kata Yogen.Menurut Yogen pelaku dibawa untuk dimintai keterangan. Namun pelaku katanya masih diam membisu dan belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait kasus tersebut, terutama motif.“Pelaku kami bawa ke Polres Depok untuk digali lebih lanjut. Karena sampai sekarang pelaku masih diam dan belum memberikan keterangan terkait motif apa terjadinya pembunuhan sadis ini,” lanjutnya.Yogen menjelaskan kronologis peristiwa berdasarkan keterangan sejumlah saksi di lokasi kejadian.“Saksi yang tinggal di rumah lantai dua, mendengar teriakan dari korban dan langsung turun ke bawah menolong korban,” ujarnya.Kemudian karena pelaku masih menyerang membabi-buta, jadi saksi belum berani turun.Saat pelaku keluar, saksi membantu korban dan menelepon pihak berwajib, yaitu kepolisian Metro Depok.“Maksud dari membabi-buta adalah dilihat dari luka korban itu sadis dengan beberapa potongan termasuk jari yang putus,” ungkapnya.“Jadi saat ini kami masih menunggu hasil visum dari rumah sakit,” lanjutnya.Korban mengalami luka yang cukup parah, terlihat di bagian kepala. “Untuk anak terdapat luka di kepala, kemudian jari putus, lalu mata serta leher yang luka berat. Namun, untuk istri saat ini masih kritis. Lukanya terdapat di muka dan di badan. Tetapi masih belum tahu pasti hasilnya seperti apa,” katanya.Menurut Yogen, pihaknya masih belum bisa memberikan kepastian apa motif dari kasus ini. Namun, menurut saksi pasangan suami istri itu sering cekcok.