Penembakan di Walmart Tewaskan 10 Orang Termasuk Pelaku Serangan

John Oktaveri
John Oktaveri
Diperbarui 23 November 2022 18:43 WIB
Jakarta, MI - Penembakan di pusat perbelanjaan Walmart, kawasan Chesapeake negara bagian Virginia menyebabkan 10 orang tewas dan beberapa lainnya terluka, menurut pihak berwenang setempat. Penembak itu termasuk di antara korban yang tewas, menurut pemerintah Kota Chesapeake kemarin. Disebutkan bahwa polisi Chesapeake telah mengkonfirmasi bahwa insiden penembak aktif itu memakan korban jiwa di Sam's Circle, Walmart. Penembaknya dilaporkan turut meninggal di tempat. Leo Kosinski, juru bicara departemen kepolisian mengatakan dalam konferensi pers singkat bahwa polisi telah menerima laporan penembakan pada pukul 10 malam dan datang untuk menemukan banyak korban jiwa. Penembakan itu diperkirakan berhenti setelah polisi tiba, kata Kosinski. Dia menambahkan bahwa dia tidak percaya polisi telah melepaskan tembakan, tetapi dia tidak dapat mengatakan apakah penembak itu meninggal karena tembakan yang dilakukan sendiri. Masih belum jelas berapa banyak orang yang tewas, tetapi Kosinski mengatakan "tidak lebih" dari 10 orang tewas. Pemerintah kota itub mendirikan situs reunifikasi di Chesapeake Conference Center untuk anggota keluarga dari mereka yang mungkin hadir di Walmart untuk berkumpul. "Kami terkejut dengan peristiwa tragis ini di toko kami di Chesapeake, Virginia," cuit pihak Walmart pada Rabu pagi. Kami berdoa untuk mereka yang terkena dampak, komunitas dan rekan kami. Kami bekerja sama dengan penegak hukum, dan kami fokus untuk mendukung rekan kami, katanya. Mike Kafka, juru bicara Sentara Healthcare, mengatakan lima pasien dari Walmart dirawat di rumah sakit umum Norfolk. Akan tetapi kondisi mereka belum diketahui. Senator negara bagian Virginia, Louise Lucas, mengatakan bahwa dia benar-benar patah hati karena penembakan massal terbaru di Amerika terjadi di Walmart di distrik Chesapeake, Virginia. Saya tidak akan beristirahat sampai kami menemukan solusi untuk mengakhiri epidemi kekerasan senjata di negara kita yang telah merenggut begitu banyak nyawa, ujarnya seperti dikutip TheGuardian.com, Rabu (23/11). Penembakan di Virginia terjadi tiga hari setelah seseorang melepaskan tembakan ke sebuah klub malam gay di Colorado dan menewaskan lima orang serta melukai 17 lainnya. Penembak itu ditangkap setelah pelanggan di klub tersebut menahannya. Insiden itu terjadi setahun setelah AS diguncang oleh kematian 21 orang dalam penembakan sekolah di Uvalde, Texas. Penembakan hari Selasa juga mengingatkan kembali akan penembakan lain di Walmart pada tahun 2019. Saat itu seorang pria bersenjata yang menurut polisi menargetkan orang-orang Meksiko melepaskan tembakan ke sebuah toko di El Paso dan menewaskan 22 orang. Walmart dilaporkan tidak memiliki satpam yang bertugas hari itu.