Untung Besar!!! Monopoli Bisnis di Lapas: Rokok Dijual Dua Kali Lipat, dari Rp 25 Ribu Jadi Rp 50 Ribu, Pegawai Gigit Jari!

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 9 Mei 2023 12:00 WIB
Jakarta, MI - Mantan sipir di Jakarta inisial AB, membenarkan pernyataan aktor senior Tio Pakusadewo soal dugaan monopoli di Rutan dan Lapas. Awalnya, klaim dia, di Lapas ada koperasi dijalankan pegawai. Tapi dimonopoli yayasan Jeera Foundation yang dikelola anak Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly, Yamitema Laoly. Alasannya ya pembinaan ke narapidana. Mantan pegawai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan itu menyebutkan bahwa barang dijual di yayasan itu macam-macam. Mulai dari rokok, makanan, minuman, hingga alat mandi. Harga yang ditawarkan koperasi yayasan itu pun mencapai dua kali lipat dari harga normal di pasaran. Sehingga banyak pegawai keberatan bila harus membeli di sana. “Rokok misalnya, bisa dua kali lipat. Dari harga Rp25 ribu jadi Rp50 ribu. Kopi Rp5 ribu, tapi gelas kecil. Barang dijual di yayasan macam-macam, makanan, minuman, hingga alat mandi,” ungkapnya kepada wartawan, seperti dikutip pada, Senin (8/5). Menurutnya, ketika koperasi yang menjajakan makanan dan kebutuhan sehari-hari dijalankan para pegawai, seluruh keuntungan dibagi rata sebagai penghasilan tambahan. Namun setelah koperasi tersebut diambil alih secara paksa diduga oleh yayasan anak menteri. Semua keuntungan diduga masuk ke kantong pribadi. Sementara para pegawai Rutan dan Lapas hanya dapat gigit jari. “Ada pegawai yang lagi kredit mobil bak untuk usaha jualan sayur di Lapas. Tapi setelah ada yayasan mobil ditarik, enggak kuat bayar cicilan. Enggak ada pegawai berani melawan,” beber dia. Atas praktek tersebut, para pegawai di Rutan dan Lapas sebenarnya tidak suka dengan monopoli, karena mereka pun harus membeli makanan dan kebutuhan sehari-hari di koperasi yayasan tersebut. Kualitas Barang Soal kualitas barang dijual, AB mengungkapkan kembali, air minum kemasan yang dijajakan sangat buruk karena merupakan air tanah disuling sehingga hasilnya kadang bagus namun tak jarang buruk. Menurutnya, hanya warga binaan pemasyarakatan (WBP) yang memiliki kantong cekak memilih beli di sana, sedangkan WBP berduit seperti kasus tindak pidana korupsi tidak membeli. “Kalau napi korupsi ya beli dari luar sendiri, mana mau mereka minum air begitu. Intinya di dalam kalau ada duit ya aman, kalau enggak ada terima nasib. Semua butuh duit,” beber AB. Sementara itu, Koordinator Humas dan Protokol Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Rika Aprianti belum memberi tanggapan atas pernyataan AB itu. Hanya saja dia mempertanyakan sumber informasi tersebut. “Info dari mana, siapa,” kata Rika saat dikonfirmasi. Yasonna Laoly Bantah Anaknya Berbisnis  Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly membantah kabar sang anak yang mengelola bisnis di lembaga pemasyarakatan (lapas). Politikus PDI Perjuangan itu menegaskan kabar itu merupakan sebuah kebohongan. "Ah, bohong besar itu. Enggak ada," kata Yasonna di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/5). Yasonna pun menduga Tio Pakusadewo sakit hati. Yasonna mengatakan ada program pembinaan narapidana yang diinisiasi Jeera Foundation. Kala itu, Tio Pakusadewo pernah direkrut oleh Jeera Foundation untuk membantu melatih para napi melukis. Namun, Tio diberhentikan karena melakukan pelanggaran berat. "Tapi karena dia melakukan pelanggaran berat, diberhentikan, bahkan dihukum di-strafell. Sakit hati kali dia. Sudah dua kali dia masuk penjara karena narkoba," ungkap Yasonna. Yasonna menambahkan, Tio sempat dipilih untuk membantu Jeera Foundation untuk melatih para napi. Sebab, Tio memang memiliki bakat melukis. "Jeera Foundation itu, program pembinaan napi. Mengajar Barista, kerajinan kulit, melatih melukis. Tio Pakusadewo pernah direkrut Jeera Foundation untuk melatih napi melukis," pungkasnya. Diketahui, dugaan keterlibatan anak Yasonna Laoly, Yamitema Laoly ini diawali dari informasi yang disebarkan oleh akun @partaisocmed. Selain itu, informasi hampir sama, walau tidak menyebut nama, aktor Tio Pakusadewo juga mengatakan hal serupa dalam podcast bersama artis Uya Kuya. Tio Pakusadewo membeberkan bisnis lapas dalam podcast Uya Kuya. Di dalam podcast itu, Tio menyebut ada keterlibatan anak menteri dalam monopoli bisnis di lapas. Namun demikian, ia tidak menyebut nama menteri yang dimaksud. Menurutnya, anak menteri tersebut mengelola foundation yang mengelola bisnis di dalam lapas. "Yang menggagas (yayasan) itu napi koruptor, menggaet salah satu menteri, anak menteri," kata Tio, dalam perbincangan. Menurut Tio, yayasan itu begitu berkuasa di dalam penjara. "Kayak air harus terpaksa beli dari foundation itu. Kantin, karena makanan di penjara tidak enak, jadi harus beli makanan di kantin itu," kata Tio Pakusadewo. #Monopoli Bisnis di Lapas