4 Tragedi Berdarah dalam Dunia Sepak Bola

Tim Redaksi
Tim Redaksi
Diperbarui 5 Oktober 2022 20:23 WIB
Jakarta, MI - Laga yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10) malam, dimenangkan oleh Persebaya dengan skor 3-2. Kekalahan tersebut diduga menjadi pemicu kerusuhan. Kerusuhan di Malang merupakan tragedi terbesar kedua dalam sepanjang sejarah sepak bola dunia. Berikut tragedi berdarah dalam dunia Sepak Bola: 1. Tragedi Kathmandu, Nepal Sebanyak 93 orang tewas di Stadion Nasional Kathmandu, Nepal, pada 1988. Insiden mengerikan itu terjadi pada laga sepak bola lokal antara Janakpur Cigarette Factory vs Liberation Army. Kencangnya tiupan angin menjadi awal dari tragedi berdarah tersebut. Hujan es mengakibatkan suporter berlarian menyelamatkan diri karena stadion yang sebagian besar tak memiliki atap. Kepanikan tersebut menyebabkan ratusan orang terinjak-injak saat berusaha menyelamatkan diri dan menelan 93 korban jiwa. 2. Tragedi Kanjuruhan Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, langsung menjadi salah satu tragedi paling mematikan di sepak bola. Khusus bagi Indonesia, ini adalah tragedi sepak bola yang paling memilukan. Sebanyak 130 orang dikonfirmasi tewas. Keputusan petugas keamanan menembakkan gas air mata ke arah penonton menjadi pemicu. Ribuan orang yang panik berusaha menyelamatkan diri. Ratusan orang tewas akibat sesak napas dan terinjak-injak. 3. Tragedi Accra Insiden berikutnya terjadi di Stadion Accra, Ghana, pada 2001. Pertemuan antara dua klub papan atas di negara tersebut, Heart of Oak vs Kotoko, diwarnai insiden berdarah. Ulah penggemar Kotoko yang melempari berbagai benda ke lapangan direspons polisi dengan gas air mata. Penonton yang panik berusaha melarikan diri. Sayangnya, pintu-pintu keluar stadion tak terbuka. Sebanyak 126 orang tewas akibat insiden tersebut. 4. Tragedi Stadion Nasional Peru Insiden berdarah paling mengerikan di sepak bola terjadi pada 1964 di Stadion Nasional Peru, Lima. Gol Peru di menit akhir menjadi pemicunya. Puluhan ribu suporter berusaha menginvasi lapangan, yang direspons kepolisian dengan tindakan tegas. Kepanikan yang melanda suporter, menjadi pemicu tewasnya 328 orang. Serupa dengan tragedi di Accra, penggemar panik dan berusaha menyelamatkan diri, tetapi pintu stadion tak terbuka. Alhasil, ratusan orang tewas karena terinjak-injak.
Berita Terkait