Rugi Rp62,5 T Selama Covid, Komunitas Bengkel UMKM Bangkit dan Deklarasikan PBOIN

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 31 Oktober 2021 19:39 WIB
Monitorindonesia.com - Persatuan Bengkel Otomotif Indonesia (PBOIN) memperkirakan dampak pandemi Covid-19 membuat potensi pendapatan pengusaha bengkel kendaraan, mekanik, dan penjualan sparepart otomotif Indonesia hilang Rp130,04 triliun sepanjang 2021. Khusus untuk sektor bengkel otomotif UMKM, mekanik lepas dan penjualan sparepart, potensi pendapatan yang hilang selama covid mencapai Rp62,5 triliun. Penurunan potensi pendapatan terjadi akibat menurunnya transaksi perdagangan jasa perawatan dan perbaikan kendaraan sepanjang Januari-Oktober 2021, juga perdagangan sparepart atau suku cadang akibar pandemi. Data ini diungkapkan Ketua Umum PBOIN Hermas E Prabowo saat deklarasi di Hotel Amaris, Jakarta Barat, Minggu (31/10/2021). Selain pengurus lengkap PBOIN, acara deklarasi juga dihadiri Dewan Pengawas Teguh Boediyana, Dewan Penasihat Anton J Supit, Komisi Pakar Ir Detri Hakim MH (Hukum), Six Finish Wella (Perbankan), dan  Dr Edi Saputra Hasibuan M (Bidang Kepolisian). [caption id="attachment_389902" align="alignleft" width="1200"] Ketua Umum PBOIN Hermas E Prabowo bersama Sekjen Karmawan dan Dewan Pengawas Teguh Boediyana, Dewan Penasihat Anton J Supit, Komisi Pakar Ir Detri Hakim MH dan Six Finish Wella.[/caption] PBOIN adalah organisasi terbuka dengan azas Pancasila dan UUD 1945. Sebagai sarana perjuangan bagi pelaku dan mekanik bengkel berskala UMKM, PBOIN menetapkan 3 tujuan, yakni: Meningkatkan daya saing, profesionalitas, skala usaha, skill dan pengetahuan teknik otomotif bengkel UMKM. Mendorong kebijakan dan implementasinya di bidang ekonomi, hukum dan perundangan yang kondusif dan bersahabat bagi usaha bengkel UMKM. Menjadi lokomotif dalam proses adaptasi teknologi, solusi layanan service dan maintenance, serta menjadi mitra strategis Pemerintah dan industri otomotif dalam perumusan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan bengkel UMKM dan ekonomi nasional. Guna mencapai tujuan tersebut, pengurus PBOIN saat deklarasi sepakat untuk melakukan 10 upaya: Mendorong adanya skema pembiayaan pengadaan lokasi yang sesuai karakteristik usaha bengkel, mengingat lokasi menentukan kelangsungan usaha. Mendorong akses permodalan yang mudah. Kemudahan akses terhadap suku cadang umum atau tertentu, lokal maupun impor. Perlindungan dan advokasi terhadap korban pemerasan oknum. Peningkatan tingkat pendidikan. Peningkatan skill, kompetensi, dan pengetahuan teknik otomotif. Membangun kesadaran bisnis, khususnya bengkel yang masih terbelenggu pola pengelolaan tradisional. Membangun rasa percaya diri, persaingan, sehat dan menghindari perang harga. Mempermudah akses peralatan kerja tertentu sebagai dampak proteksi. Peningkatan kesejahteraan pelaku dan pekerja. Diuraikan Hermas, di masa pandemi covid mayoritas bengkel mobil, motor, body repair dan bagian-bagiannya tutup, terpaksa mem-PHK sebagian pekerja, meliburkan sementara, atau memotong gaji agar bisa bertahan. Khusus mekanik sebagian ada yang menganggur atau bekerja serabutan. Rata-rata penurunan pendapatan bengkel otomotif tahun 2021 selama pandemi berkisar 40 persen. Khusus bagi bengkel UMKM, biaya sewa bengkel masih tetap, tidak ada pengurangan, bahkan pemilik lokasi ada yang malah menaikkan biaya sewa. Padahal, 95 persen bengkel otomotif UMKM di perkotaan lokasinya kontrak. Pendapatan jasa bengkel otomotif turun drastis karena pada masa pandemi covid, mobilitas dibatasi. Mobil jarang perawatan, jarang rusak dan penggantian sparepart jadi tertunda. Sebagian terpaksa menunda perawatan atau perbaikan karena tidak ada biaya. PBOIN memproyeksikan dalam kondisi ekonomi normal nilai perdagangan jasa bengkel dan komponen otomotif Indonesia pada 2021 sebesar Rp 325,51 triliun, meliputi bengkel authorized, bengkel mandiri skala besar, bengkel otomotif skala UMKM dan penjualan sparepart. Data Badan Pusat Statistik (BPS) RI menunjukkan, jumlah kendaraan di Indonesia tahun 2019 mencapai 133,62 juta unit. Terdiri sepeda motor 112,77 juta unit, mobil penumpang 15.59 juta unit, mobil angkutan barang 5,02 juta unit dan sisanya bus. Dengan kebutuhan biaya perawatan rutin mobil penumpang dan angkutan rata-rata Rp 5 juta per tahun per mobil, atau Rp 420.000 per bulan, potensi transaksi jasa dan sparepart Rp 104,25 triliun. Untuk sepeda motor dengan rata-rata biaya perawatan rutin Rp 1 juta per tahun per motor, transaksi jasa dan toko sparepart Rp 112,77 triliun. Dari total itu, sekitar 5 persen mobil butuh perbaikan sedang dan berat, modifikasi, restorasi, dan asesoris dengan tambahan biaya rata-rata Rp 50 juta per unit, dengan transaksi Rp 52,12 triliun. Untuk sepeda motor dengan rata-rata Rp 10 juta per unit, nilai transaksi Rp 56,39 triliun. Dari total transaksi jasa dan komponen sparepart Rp 325,51 triliun, sebesar Rp 195,1 triliun (60 persen) porsi bengkel otomotif skala UMKM dan besar, dan penjual sparepart. Dari jumlah itu khusus skala besar Rp 39,06 triliun (20 persen). PBOIN berharap Pemerintah Jokowi memperhatikan kelangsungan usaha bengkel otomotif UMKM di Indonesia. Memberikan berbagai kemudahan, skema pembiayaan, dukungan, iklim usaha yang kondusif sesuai dengan keinginan pemerintah menaikkan kelas usaha UMKM untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Sektor bengkel otomotif UMKM berperan penting dalam rantai industri otomotif nasional, menciptakan usaha, menyerap tenaga kerja, mengurangi pengangguran dan mengatasi masalah kemiskinan. Saat ini terdapat sedikitnya 400 ribu unit usaha bengkel otomotif di Indonesia. Dari  angka itu, sebanyak 95 persennya masuk dalam kelompok usaha bengkel UMKM. Ini meliputi bengkel mobil, sepeda motor, body repair dan bagian-bagian mobil dan sepeda motor.
Berita Terkait