Wachid: 85 Persen Petani Tebu Mati jika Investor Dubai Bangun Pabrik Gula di RI

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 10 November 2021 17:49 WIB
Monitorindonesia.com - Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Abdul Wachid menilai, rencana produsen gula asal Dubai yakni Al Khaleej Sugar co yang akan berinvestasi di Indonesia dapat mematikan daya saing industri dan petani tebu dalam negeri. Pasalnya, kata Wachid, di saat bersamaan ketersediaan lahan dan keberpihakan pemerintah terhadap petani tebu maupun industri lokal belum begitu konkret. "Petani tebu di Jawa yang selama ini menyumbang produksi gula 85 persen dengan adanya investor dari Dubai masuk, pasti akan mati karena tidak bisa bersaing. Karena korporasi pasti akan menguasai modal dan lahan perkebunan. Keberpihakan pemerintah juga masih kurang maksimal, misalnya kita bisa lihat melalui Permenperin 3/2021," ungkap Anggota DPR RI dari fraksi partai Gerindra itu kepada wartawan, Rabu (10/11/2021). Wachid menegaskan, yang paling penting sebenarnya bagaimana pemerintah dapat menstimulus industri gula dalam negeri secara optimal dengan memberikan dukungan regulasi yang berkeadilan. Termasuk, kata dia, seharusnya pemerintah menopang dan memperhatikan para petani tebu dalam negeri dengan keberpihakan yang jelas. "Seharusnya Pemerintah menggerakkan industri gula yang sudah ada dan membina para petani di pedesaan agar bersemangat menanam tebu, kalau pemerintah hanya memikirkan produksi gula dengan korporasi besar, akibatnya timbul pengangguran di desa, dampak sosial dan urbanisasi akan terjadi, ujungnya swasembada gula hanya retorika belaka," tandasnya. Wachid mengatakan, investasi asing apapun namanya tidak masalah sepanjang bermanfaat bagi kepentingan bangsa. "Kita tidak alergi investasi asing hanya saja setiap investasi itu perlu dipastikan melibatkan berbagai stakeholder terkait termasuk petani tebu itu sendiri. Jangan sampai bangsa ini hanya jadi penonton ketika ada investasi asing datang. Pemerintah harus memastikan investasi itu bisa berefek positif terhadap rakyat," pungkasnya. Diketahui, Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, Al Khaleej Sugar Co (AKS) produsen gula terbesar nomor lima dunia berkomitmen untuk membangun pabrik gula di Indonesia dengan nilai investasi 2 miliar Dolar AS. Komitmen itu disampaikan oleh Managing Director Al Khaleej Sugar Co. sekaligus Chairman Jamal A-Ghurair Group, Jamal Al-Ghurair saat bertemu dengan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Dubai. "AKS akan berinvestasi pabrik gula terintegrasi di Indonesia. Selain memproduksi gula, AKS juga rencananya memproduki bioetanol dan listrik dari biomassa," kata Agus dalam keterangan resmi, Minggu (7/11/2021).
Berita Terkait