Sebagai Presidensi G20, Indonesia Peroleh Tiga Manfaat Besar

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 20 November 2021 16:55 WIB
Monitorindonesia.com – Indonesia memperoleh sedikitnya tiga manfaat besar dengan menjadi Presidensi G20, yakni manfaat ekonomi, pembangunan sosial, dan politik. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Presidensi G20 menjadi momentum branding Indonesia di dunia internasional. Dijelaskan, dari aspek ekonomi, beberapa manfaat langsung yang diproyeksikan dapat tercapai dengan menjadi Presidensi G20. Misalnya jika pertemuan dilaksanakan secara fisik diprediksi akan terjadi peningkatkan konsumsi domestik hingga Rp1,7 triliun, penambahan PDB nasional hingga Rp7,4 triliun, dan pelibatan UMKM dan penyerapan tenaga kerja sekitar 33 ribu di berbagai sektor. Dengan demikian, ujar Airlangga, secara agregat diperkirakan manfaat ekonominya dapat mencapai 1,5-2 kali lebih besar dari pelaksanaan IMF-WBG Annual Meetings 2018 di Bali karena pelaksanaan pertemuan G20 tahun depan direncanakan sejumlah 150 pertemuan yang terdiri dari pertemuan Working Groups, Engagement Groups, Deputies/Sherpa, Ministerial, dan KTT G20, serta side events selama 12 bulan. “Semoga Indonesia juga bisa membawa basis filosofi yaitu konsultasi dan consensus. Konkretnya adalah musyawarah mufakat, dalam forum G20 tersebut,” kata Menko Airlangga dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu (20/11/2021). Presidensi G20 mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger”. Melalui tema tersebut, Indonesia mengajak seluruh dunia untuk bersama-sama mencapai pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan. Dia menyampaikan bahwa keberhasilan penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi di suatu negara tidak akan dapat bertahan lama apabila tidak diikuti oleh keberhasilan yang sama di negara-negara lain. Melalui forum G20 tersebut, Indonesia berkesempatan mendorong upaya kolektif dunia mewujudkan kebijakan yang dapat mempercepat pemulihan ekonomi global secara inklusif. “Ini adalah momentum untuk menjaga Kawasan Indo Pasifik yang netral, sebab pertumbuhan ekonominya yang relatif tinggi, dan ini adalah eranya untuk Asia. Setelah G20, Indonesia juga akan memimpin ASEAN, sehingga ini (G20) sangat tepat waktu, karena saat ini ASEAN merupakan wilayah cukup tenang dengan pertumbuhan tinggi.” ujarnya. diterangkan, dari dalam negeri Indonesia harus memperkuat sisi kesehatan yaitu vaksin dalam negeri yang bisa membuat resiliensi untuk mengatasi jika terjadi gelombang berikutnya. “Maka itu, vaksin merah putih, vaksin nusantara ataupun vaksin lainnya yang bisa kerja sama dengan perusahaan farmasi, baik dengan BUMN dan swasta akan terus didorong, agar selain menangani Covid-19, kita bisa juga menghemat devisa,” jelasnya.