Presiden Dorong Pertamina dan PLN Siapkan Fondasi Transisi Energi Hijau

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 20 November 2021 15:56 WIB
Monitorindonesia.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, transisi energi dari yang sebelumnya berbasis bahan bakar fosil menjadi energi hijau, yang ramah lingkungan, dan tidak menghasilkan karbon adalah sebuah keharusan dalam upaya mengendalikan perubahan iklim. "Harus mulai disiapkan. Mana yang bisa digeser ke hidro, mana yang bisa digeser ke geothermal, kemudian mana yang bisa digeser ke surya, mana yang bisa digeser ke bayu,” kata Presiden Jokowi saat memberikan arahan kepada Dewan Komisaris dan Direksi PT Pertamina dan PT PLN di Istana Kepresidenan Bogor, seperti diunggah laman Youtube Sekretariat Presiden, dipantau dari Jakarta, pada Sabtu (20/11/2021). Untuk itu pemerintah akan terus mendorong PT Pertamina dan PT PLN untuk menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk memperkuat fondasi menuju transisi energi. Saat ini suplai energi di Indonesia terbesar masih dari batu bara sebesar 67 persen, kemudian bahan bakar atau fuel 15 persen, dan gas 8 persen. "Peralihan menuju energi yang lebih ramah lingkungan adalah salah satu upaya dalam mengendalikan perubahan iklim. Transisi energi tidak bisa ditunda-tunda. Oleh sebab itu, perencanaannya, desain besarnya, harus mulai disiapkan. “Tahun depan kita akan apa, tahun depannya lagi akan apa, lima tahun yang akan datang akan apa,” ucap Kepala Negara. Disampaikan Jokowi, apabila Indonesia dapat mengalihkan energi tersebut, maka akan berdampak pada keuntungan neraca pembayaran yang dapat mempengaruhi mata uang Indonesia. "Kalau kita bisa mengalihkan itu ke energi yang lain, misalnya mobil diganti listrik semuanya, gas rumah tangga diganti listrik semuanya, karena di PLN oversupply. Artinya, suplai dari PLN terserap, impor minyak di Pertamina menjadi turun,” tuturnya. Untuk itu, Kepala Negara juga mendorong lembaga dan kementerian terkait agar membuka pintu investasi kepada Pertamina dan PLN yang menurut Presiden jumlahnya akan sangat banyak. Presiden mengatakan, dunia cepat mengalami perubahan sehingga rencana besar yang tengah dilakukan dapat berubah menyesuaikan keadaan. Oleh karena itu, Presiden berharap agar kesempatan investasi dari luar harus terbuka seluas mungkin. "Kesempatan untuk investasi di Pertamina, kesempatan untuk investasi di PLN itu terbuka sangat lebar. Saudara-saudara harus membuka pintunya juga lebar-lebar,” kata Presiden Jokowi.