Merger Pelindo, Jangan Hanya Menyatukan Fisik

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 15 Maret 2022 21:34 WIB
Monitorindonesia.com - Merger Pelindo atau Pelabuhan Indonesia I sampai IV, secara resmi telah terlaksana, dengan ditandatanganinya Akta Penggabungan empat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Layanan Jasa Pelabuhan. Namun diharapkan, merger Pelindo ini jangan sampai hanya menyatukan fisik saja, tapi harus dioptimalkan agar bisa menopang pada produktivitas kinerja kedepannya. Harapan ini disampaikan Dosen Universitas Indonesia (UI), Muhammad Fadli Hanafi saat menjadi narasbumber webinar Kaukus Muda Indonesia (KMI) bekerjasama dengan Pelindo bertajuk 'Prospek Ekonomi Nasional dan Masa Depan Pelindo Pasca Merger', Selasa (15/3/2022). Merger Pelindo ini, menurut Hanafi, harus bisa mengoptimalkan peluang yang ada, dan bisa mengkatalisasi peluang menjadi keuntungan. Namu tentunya harus pula didukung dengan budaya korporasi yang baik. "Terpenting, merger Pelindo harus didukung dengan budaya korporasi yang baik. Pasalnya berdasarkan catatan saya, kinerja historis Pelindo selama ini belum baik. kemudian cashflow keuangan juga menurun," tutur Sekretaris Jenderal Indonesian Youth Community Network (IYCN) ini. Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies/CELOS, Bhima Yudhistira mengatakan, masa depan Pelindo pasca merger terkait dengan kondisi faktual ekonomi nasional saat ini, sedikit banyak juga terpengaruh dengan situasi geopolitik perang Rusia dan Ukraina. "Kondisi ini (situasi geopolitik) bisa menjadi hambatan sekaligus juga kesempatan baik yang bisa dimanfaatkan oleh Pelindo," kata Bhima. Namun demikian, ia meyakini kalau kondisi pandem Covid-19i di Indonesia yang mulai membaik, dimana aturan mulai banyak dilonggarkan serta aktivitias masyarakat mulai kembali hampir normal, maka pertumbuhan ekonomi nasional juga akan terus membaik. Meski saat ini rakyat dihadapkan dengan situasi langka minyak goreng atau mahal, kemudian tahu tempe yang juga sempat langka dan mahal. "Kondisi ekonomi Indonesia saat ini sudah mulai membaik. Bahkan perdagangan Indonesia surplus sekitar 3 Miliar USD. Ditambah lagi, ekspor batu bara meningkat dan artinya ekspor kita saat ini sangat diuntungkan," sebut dia. Dengan kondisi ekonomi yang membaik ini, menurut Bhima, adalah kesempatan baik bagi Pelindo pasca merger ini. Artinya, bisnis logistik sangat prospek, dan tinggal lagi dengan merger begini terus Pelindo harus bisa meningkatkan infrastruktur pelabuhan supaya bisa semakin berkualitas, termasuk kapasitasnya juga perlu ditambah. "Pelindo harus bisa menggunakan kondisi ekonomi nasional yang mulai membaik ini untuk bisa melakukan percepatan penambahan dan meningkatkan kualitas pelabuhan berkualitas. Standarisasi layanan pelabuhan harus ditingkatkan. Tapi, kami juga perlu menagih nih, sesuai janji Pelindo untuk menurunkan biaya logistik," demikian Bhima Yudhistira. (Ery)

Topik:

-