Inflasi 2022 Diproyeksi Bakal Lebih Tinggi di Atas 5,5 Persen, Begini Kata CORE

wisnu
wisnu
Diperbarui 19 April 2022 15:44 WIB
Jakarta, MI – Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengaku, pihaknya sudah melakukan simulasi terhadao inflasi. Pihaknya, diakui Faisal, sudah menyiapkan empat skenario proyeksi inflasi dengan skenario terendah mencapai di atas 2,5 persen dan tertinggi mencapai di atas 5,5 persen. Skenario pertama yakni tingkat inflasi Indonesia tahun ini diprediksi di atas 2,5 persen memang akan terjadi, meski pemerintah tidak mengeluarkan kebijakan kenaikan PPN dan Pertamax. Hal itu mengingat inflasi tahun ini memang diprediksi lebih tinggi dibandingkan tahun lalu sebesar 1,8 persen, karena aktivitas masyarakat semakin pulih sehingga permintaan semakin melonjak. “Jadi artinya tanpa ada tambahan kebijakan tadi (PPN dan Pertamax naik) sebetulnya sudah lebih tinggi jauh lebih tinggi dibanding tahun kemarin yang 1,8 persen,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (19/4). [caption id="attachment_424499" align="aligncenter" width="300"] Ilustrasi (Dok/MI)[/caption] Skenario kedua yaitu tingkat inflasi tahun ini diprediksi di atas 3,5 persen seiring adanya kebijakan pemerintah berupa penerapan PPN 11 persen dan kenaikan harga Pertamax pada April. Skenario ketiga yaitu tingkat inflasi tahun ini diperkirakan di atas 5 persen jika skenario kedua yaitu adanya penerapan PPN 11 persen dan kenaikan harga Pertamax ditambah potensi kenaikan harga Pertalite yang diasumsikan menjadi Rp9.000. Sementara skenario terakhir yakni tingkat inflasi tahun ini diperkirakan mencapai di atas 5,5 persen apabila skenario kedua ditambah skenario ketiga serta adanya kenaikan harga gas LPG tiga kilogram menjadi Rp20.000. “Ini potensinya kenaikannya bisa di atas 5 persen, bahkan 5,5 persen kalau semua (PPN 11 persen serta harga Pertamax, Pertalite dan LPG tiga kilogram naik) dilakukan,” tegas Faisal. Menurutnya, potensi lonjakan inflasi ini akan mempengaruhi daya beli masyarakat ,terutama kelas menengah ke bawah, sehingga berdampak terhadap pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. “Ini akan terasa dampaknya kepada masyarakat. Inflasi ini akan dirasakan berbeda oleh masyarakat kelas atas dan bawah, itu akan jauh berbeda,” katanya. Empat skenario prediksi CORE Indonesia terkait tingkat inflasi Indonesia 2022 tersebut di atas yang telah ditargetkan pemerintah sebesar 3,0±1 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri mencatat inflasi sepanjang Januari sampai Maret 2022 sebesar 1,2 persen.