Siasat Investasi Kripto Saat Pergerakan Pasar Sedang Lesu

Aan Sutisna
Aan Sutisna
Diperbarui 15 Mei 2022 13:00 WIB
Jakarta, MI - Beberapa hari terakhir pasar aset kripto dan saham mengalami koreksi yang sangat signifikan. Tiga indeks utama pasar saham Amerika yang menjadi acuan global, S&P 500, DJIA, dan Nasdaq mengalami penurunan masing-masing sebesar 16%, 11%, dan 24%. Di waktu yang bersamaan, pasar aset kripto, terutama Bitcoin mengalami penurunan hingga 13%. Ini menyebabkan pasar aset kripto mengalami kehilangan separuh nilainya dari setelah mengalami all time high dari November 2021. Kendati sama-sama menghadapi koreksi, kondisi pada Mei 2022 cukup berbeda dibandingkan dengan April lalu. Terlepas dari sifat aset kripto yang terdesentralisasi, aset kripto masih rentan terhadap sentimen pasar. Memasuki kuartal kedua 2022, perkembangan dan pergerakan pasar aset kripto bisa dibilang cukup stagnan dan cenderung mengalami penurunan. Koreksi harga pada Mei 2022 terjadi karena beberapa alasan. Alasan terbesar adalah keputusan The Fed menerapkan Kebijakan Hawkish untuk mengendalikan inflasi. Beberapa langkah yang ditempuh The Fed adalah menaikkan suku bunga acuan secara bertahap serta menerapkan Quantitative Tightening (QT). Kebijakan ini membuat tingkat penawaran dan permintaan di pasar menjadi rendah serta harga saham menurun. Hasilnya, investor cenderung memilih untuk memindahkan investasi mereka dari saham dan ekuitas ke instrumen tradisional seperti dolar AS karena dianggap lebih stabil dan tidak spekulatif. Selain karena kebijakan The Fed, ada beberapa faktor lainnya yang juga mempengaruhi koreksi pasar aset kripto belakangan ini. Kondisi ini bisa dipengaruhi beberapa hal, seperti: Kekhawatiran terhadap dampak dari dimulainya pengetatan kebijakan moneter pemerintah Amerika dan ancaman resesi ekonomi. Covid-19 yang merebak kembali di China dan terjadinya lockdown, dan konflik Rusia dan Ukraina yang masih belum menemui titik terang. Kendati demikian, kondisi pasar ini bisa mendukung bagi para investor jangka pendek maupun jangka panjang. Investor jangka pendek dapat menggunakan strategi trading untuk merealisasikan profit setiap aset kripto yang dibeli mengalami kenaikan minor. Juga melakukan pembelian ketika terjadi koreksi yang menyentuh pada area titik terendah (lower low). Sedangkan untuk investor jangka panjang, situasi ini dapat digunakan untuk secara perlahan melakukan akumulasi aset kripto yang memiliki potensi, namun secara harga sudah terkoreksi cukup signifikan atau berada pada area jenuh jual pada timeframe jangka panjang. Head of Growth Zipmex Indonesia Siska Lestari menyampaikan, "Kondisi pasar yang terkoreksi bersifat sementara serta bukan fenomena yang pertama kali. Ketika sentimen pulih, nilai pasar pun akan kembali menguat. Selain itu, sebagai investor, kita juga harus terus belajar dan memperhatikan apa yang terjadi di pasar serta memikirkan strategi dengan kepala dingin," katanya melalaui keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu (15/5). [iwah]

Topik:

Ekosistem Kripto investasi kripto aset kripto