Survei: 40 Persen Usaha Makanan dan Minuman Terkendala Pengelolaan Bisnis Manual

Aan Sutisna
Aan Sutisna
Diperbarui 15 Juli 2022 02:25 WIB
Jakarta, MI - Hasil survei yang melibatkan 34 restoran dan pemasok menyebutkan bahwa sekitar 40 persen perusahaan makanan dan minuman terkendala proses pengelolaan bisnis yang dilakukan secara manual. Food Market Hub dalam siaran pers pada Kamis (14/7), di Jakarta, menguraikan dalam hasil survei tercatat sekitar 30 persen perusahaan menghadapi tantangan terkait pelacakan inventaris, disusul 30 persen sisanya memiliki masalah pada pelacakan pesanan. Direktur Utama Roti Ropi Ahmad Reza, yang menggunakan layanan ini menceritakan bagaimana sulitnya mengelola dan mengkoordinasikan bisnis jika hanya mengandalkan platform chat, semisal WhatsApp. “Ini memakan waktu sangat panjang, bahkan untuk pemesanan bahan baku. Tak jarang pesanan yang menumpuk justru membuat list order tidak komplit terbaca. Alhasil, bahan baku tidak diantar ke outlet, akhirnya terpaksa libur,” kata Ahmad Reza. Beragam faktor itu kemudian membuat pengusaha makanan dan minuman terus mencari solusi. Sebanyak 50 persen responden mengatakan, digitalisasi yang ditawarkan Food Market Hub memudahkan menjalani operasional bisnis, 20 persen menyebut Food Market Hub menyediakan solusi pengadaan bahan baku. “Tingkat efisiensi meningkat dan pencatatan menjadi lebih akurat. Tidak ada lagi kasus kertas hilang, lupa input atau harus menunggu data dari kantor yang prosesnya manual. Semua bisa dilakukan lebih realtime,” ucap Assistant Operation Supervisor Kopikalyan, Rahmawan Andyka. Lebih lanjut, pendanaan (funding) menjadi salah satu fitur yang diharapkan tersedia di aplikasi Food Market Hub. Sebanyak 30 persen pengusaha makanan dan minuman berharap bisa mencicipi fitur tersebut. Fasilitas lain yang diinginkan pengguna Food Market Hub adalah terhubung dengan supplier baru (30 persen) dan payment gateway guna memudahkan invoicing dan pembayaran (20 persen). [iwah]

Topik:

bisnis kuliner