Rupiah Babak Belur, Sri Mulyani Salahkan AS

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 24 Oktober 2023 10:25 WIB
Menkeu Sri Mulyani, Gubernur BI Perry Warjiyo, Ketua DK OJK Mahendra, dan Ketua DK LPS Yudhi Purbaya ( Foto : Setpres )
Menkeu Sri Mulyani, Gubernur BI Perry Warjiyo, Ketua DK OJK Mahendra, dan Ketua DK LPS Yudhi Purbaya ( Foto : Setpres )

Jakarta, MI - Menurut data Bank Indonesia (BI) hari ini, rupiah bertengger di Rp15.943 per dolar AS/USD dari level sebelumnya yang lebih rendah, yaitu Rp15.856/USD, hal ini membuat  Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan, turut buka suara terkait pelemahan rupiah.

"Nanti kita akan lihat, kan kemarin Pak Gubernur BI sudah menyampaikan hasil RDG dan saya juga akan menyampaikan kondisi APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) kita sampai pertengahan Oktober," ungkap Sri Mulyani kepada Wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin (23/10).

Dia menyatakan bahwa karena sinergi yang baik selama ini, pihaknya akan terus menyinkronkan instrumen Kemenkeu dan BI di lapangan serta komunikasi dan arah kebijakan bersama.

"Soal rupiah hampir capai Rp16 ribu per USD, mungkin Pak Gubernur bisa menyampaikan. Tapi kita tahu fenomena global saat ini dengan Amerika Serikat masih menghadapi inflasi yang cukup tertahan tinggi dan kondisi ekonomi yang masih cukup kuat," lanjut Sri.

Mereka memberikan sinyal atau dibaca oleh pasar bahwa kenaikan lebih lanjut akan terjadi, dan ini menyebabkan banyak transaksi modal kembali ke AS, meningkatkan indeks dolar di 106 dari 93 sebelumnya, yang menunjukkan peningkatan nilai  dolar secara global.

"Kita akan terus menyinkronkan kebijakan moneter dan fiskal agar dalam situasi di mana pemacunya adalah negara seperti AS, dampaknya bisa kita mitigasi dan kita minimalkan baik terhadap nilai tukar, inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas sistem keuangan. Itu akan terus kita lakukan secara intensif," tutup Sri. (Ran)