Biden Blokir Chip ke China, Alibaba Terguncang

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 17 November 2023 12:51 WIB
Kantor Alibaba (Foto: Bloomberg)
Kantor Alibaba (Foto: Bloomberg)

Jakarta, MI - Bisnis Alibaba terguncang akibat kebijakan pemerintahan Joe Biden yang melarang ekspor chip ke China.

Karena ketidakpastian industri setelah pemblokiran chip AS, perusahaan besar China tersebut membatalkan rencana untuk memisahkan bisnis cloud-nya.

"Alibaba tak akan melakukan spin-off penuh atas bisnis Cloud Intelligence Group karena adanya ketidakpastian yang diciptakan oleh larangan ekspor AS dalam mengakses chip komputasi canggih," kata direktur Alibaba Joseph Tsai, dikutip dari Reuters, Jumat (17/11).

Pembatalan tersebut diumumkan bersamaan dengan laporan kuartalan perusahaan. Saham Alibaba yang terdaftar di AS terpantau turun 8,5% saat pasar dibuka.

"Pasar tak suka kejutan seperti ini," kata direktur pengelolaan investasi Great Hill Capital, Thomas Hayes, di akun X personalnya.

"Investor sudah berharap menerima saham terpisah dari bisnis cloud, dengan harapan segmen tersebut dapat meraih keuntungan lebih tinggi di pasar publik gara-gara potensi pertumbuhannya yang besar," ia menjelaskan.

Analis pada Maret lalu memperkirakan bahwa divisi cloud Alibaba dapat bernilai antara US$ 41 dan 60 miliar, tetapi mereka juga mewanti-wanti bahwa, karena bisnis data centre tengah menjadi perhatian utama, pemisahan divisi cloud dapat memicu tekanan dari regulator China dan di luar negeri.

Pekan ini, Tencent Holdings mengumumkan bahwa layanan cloud-nya akan terpengaruh oleh pembatasan chip AS. Raksasa China telah menggunakan teknologi chip yang dilarang AS untuk mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Pada Maret lalu, Alibaba mengumumkan rencana mengembangkan bisnis cloud secara terpisah sebagai unit yang berdiri sendiri. Hal tersebut merupakan bagian dari restrukturisasi terbesar sepanjang 24 tahun perusahaan berdiri.(Ran)