Surplus Neraca Perdagangan Berikan Dampak Positif ke Rupiah
![Rendy Bimantara](https://monitorindonesia.com/images/avatar-placeholder.jpg )
![Surplus Neraca Perdagangan Berikan Dampak Positif ke Rupiah Ilustrasi Rupiah (Foto: Shutterstock)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/HUJu6gHGF9RcC5aXTH0Xw3pF0f9n2WCAjNs4yPO2.png)
Jakarta, MI – Neraca perdagangan Indonesia pada bulan Oktober terhitung surplus. Hal ini memberikan sentimen yang baik bagi penguatan nilai tukar rupiah saat ini. Dalam rilis terbaru, data ekonomi Indonesia untuk bulan Oktober memberikan gambaran mengenai pertumbuhan ekspor, impor, dan neraca perdagangan.
Direktur Indosukses Futures Maruli Tua Sinambela mengatakan bahwa surplusnya neraca perdagangan memberikan gambaran positif terhadap stabilitas perdagangan negara. Surplusnya neraca perdagangan disebabkan kebijakan pengendalian impor pemerintah yang berhasil.
“Dampak terhadap nilai tukar rupiah akan merespons data neraca perdagangan, penurunan pertumbuhan impor Indonesia sebesar 2.42% pada Oktober dibandingkan tahun sebelumnya, yang bisa mencerminkan kebijakan pengendalian impor,” jelas Maruli kepada MonitorIndonesia.com, Jumat (17/11).
Menurut dia, kondisi ekonomi global dan regional berperan dalam dinamika neraca perdagangan Indonesia. Faktor-faktor seperti perang dagang, fluktuasi harga komoditas, dan kebijakan perdagangan global dapat mempengaruhi kinerja perdagangan Indonesia.
“Surplus dalam neraca perdagangan dapat memberikan dorongan positif terhadap Rupiah, sementara defisit dapat menimbulkan tekanan negatif,” ungkap Maruli.
Menurut Maruli, Investor dan pelaku pasar akan memperhatikan data ini dalam konteks sentimen pasar dan perkiraan pertumbuhan ekonomi global. Walaupun suplus, dia juga memperhatikan pertumbuhan ekspor yang sedikit menurun, sehingga pemerintah mungkin perlu mengevaluasi strategi untuk meningkatkan daya saing produk domestic.
“Upaya untuk memperkuat neraca perdagangan dapat menjadi fokus kebijakan ekonomi guna menjaga stabilitas mata uang rupiah di tengah dinamika pasar global” tutupnya.(Ran)
Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya
![Pakar Ekonomi ke Tim Prabowo, Hati-hati dengan "Jebakan Batman" Sri Mulyani dan Airlangga Anthony Budiawan. [Dok MI]](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/anthony-budiawan-1.webp)
Pakar Ekonomi ke Tim Prabowo, Hati-hati dengan "Jebakan Batman" Sri Mulyani dan Airlangga
27 Juni 2024 00:38 WIB
![Komisi XI Minta BI Berikan Penjelasan ke Masyarakat Soal Merosotnya Nilai Tukar Rupiah ke Dollar AS Komisi XI gelar Rapat Kerja dengan Gubernur Bank Indonesia (BI). (Foto: MI/Dhanis)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/komisi-xi-gelar-rapat-kerja-dengan-gubernur-bank-indonesia-bi-foto-midhanis.webp)
Komisi XI Minta BI Berikan Penjelasan ke Masyarakat Soal Merosotnya Nilai Tukar Rupiah ke Dollar AS
24 Juni 2024 13:30 WIB
![Ekonom Sebut Pelemahan Rupiah Tanggung Jawab Pemerintah dan Otoritas Monoter Rupiah dan Dolar (Foto: Istimewa)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/kurs-rupiah-terhadap-dolar.webp)
Ekonom Sebut Pelemahan Rupiah Tanggung Jawab Pemerintah dan Otoritas Monoter
23 Juni 2024 23:48 WIB
![Sri Mulyani Mengatakan The Fed dan Faktor Global Penyebab Kurs Rupiah Merosot: Ngawur dan Panik Sri Mulyani Indarwati (Foto: Istimewa)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/menteri-keuangan-sri-mulyani-indrawati-foto-ist.webp)
Sri Mulyani Mengatakan The Fed dan Faktor Global Penyebab Kurs Rupiah Merosot: Ngawur dan Panik
22 Juni 2024 13:26 WIB