Dana Pasar Modal Diprediksi Landai pada 2024

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 5 Desember 2023 10:39 WIB
Ilustrasi Bursa Saham Indonesia (Foto: Istimewa)
Ilustrasi Bursa Saham Indonesia (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Tren penggalangan dana di pasar modal, baik melalui penawaran umum perdana (IPO) saham, penerbitan obligasi maupun right issue akan mengalami penurunan pada tahun politik 2024 mendatang.

Hal itu tecermin dari proyeksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menetapkan target penggalangan dana di pasar modal di kisaran Rp175 triliun hingga Rp200 triliun pada RDK Bulanan, Senin, (4/12).

Target yang dipatok OJK itu lebih rendah dari realisasi penghimpunan dana di pasar modal hingga 30 November 2023 yang mencapai Rp230,59 triliun yang berasal dari 197 aksi korporasi. 

Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas, Oktavianus Audi mengatakan, secara historis pada tahun-tahun Pemilu seperti 2009, 2014, dan 2019, penggalangan dana di pasar modal kerap mengalami penurunan secara year-on-year (yoy).

"Kami melihat pola yang sama pada penggalangan emisi khususnya dari saham mengalami penurunan nilai. Terdalam saat pemilu 2009 yang alami penurunan sebesar -82% yoy, lalu rerata di tahun 2014 dan 2019 sebesar -17% yoy. Kami melihat untuk tahun 2024 akan mengalami pola yang sama," ujar Oktavianus kepada wartawan, Senin, (4/12).

Terlebih, menurutnya kondisi saat ini serupa dengan tahun 2014 dan 2019, pada saat suku bunga Bank Indonesia (BI) mengalami kenaikan dan tertahan di level tinggi. Saat ini suku bunga BI bertahan di level 6%. Dia bilang, ketidakpastian dari kondisi makro global juga mempengaruhi penurunan penggalangan emisi.

Terlebih, menurutnya kondisi saat ini serupa dengan tahun 2014 dan 2019, pada saat suku bunga Bank Indonesia (BI) mengalami kenaikan dan tertahan di level tinggi. Saat ini suku bunga BI bertahan di level 6%. Dia bilang, ketidakpastian dari kondisi makro global juga mempengaruhi penurunan penggalangan emisi.

Terlebih, menurutnya kondisi saat ini serupa dengan tahun 2014 dan 2019, pada saat suku bunga Bank Indonesia (BI) mengalami kenaikan dan tertahan di level tinggi. Saat ini suku bunga BI bertahan di level 6%. Dia bilang, ketidakpastian dari kondisi makro global juga mempengaruhi penurunan penggalangan emisi. (Ran)