Kemendag Ungkap Sebab Ribuan Kontainer Tertahan di Pelabuhan

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 20 Mei 2024 08:47 WIB
Menteri keuangan Sri Mulyani (kiri), Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) dan  Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Budi Santoso  (kanan). [Foto: Ist]
Menteri keuangan Sri Mulyani (kiri), Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah) dan Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Budi Santoso (kanan). [Foto: Ist]

Jakarta, MI - Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Budi Santoso menyebut ribuan kontainer tertahan di pelabuhan akibat terkendala persetujuan teknis (pertek) dari Kementerian Perindustrian. 

Budi mengatakan, pertek itu sebagai syarat untuk mendapatkan perizinan impor. Kondisi ini membuat ribuan kontainer sebelumnya tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak. 

Menurut Budi, ketentuan persetujuan teknis tersebut merupakan usulan dari Kementerian Perindustrian agar masuk dalam Peraturan menteri Perdagangan Nomor 36 Tahun 2023. Budi mengaku, secara detail, jumlah kontainer yang sempat tertahan akibat pertek itu yakni 26.415 kontainer di dua pelabuhan. 

Dirjen Perdagangan Luar Negeri mengatakan, penyelesaian persoalan tertahannya ribuan kontainer mulai dilakukan. Yakni dengan merelaksasi peraturan menteri perdagangan dan tidak mensyaratkan pertek yang diusulkan Kemenperin. 

"Sesuai arahan Bapak Presiden dalam rapat tingkat menteri perlu dilakukan perubahan relaksasi melalui Permendag Nomor 8 Tahun 2024 dengan tidak mempersyaratkan pertek lagi," kata Budi di kantor Kementerian Perdagangan, Minggu (19/5/2024). 

Budi menambahkan, Permendag 36 direvisi menjadi Permendag 8 agar perizinan impor terutama kontainer yang tertahan di pelabuhan bisa selesai.

"Jadi sekali lagi kami sampaikan bahwa perubahan Permendag 36 Tahun 2023 menjadi Permendag Nomor 8 Tahun 2024 dilakukan karena adanya kendala perizinan yaitu pertimbangan teknis," ujarnya. 

Sebelumnya, pemerintah mulai melepas ribuan kontainer yang sempat tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak. Pelepasan ini mulai dilakukan sejak Sabtu (18/5/2024) kemarin. 

Acara pelepasan bertahap dilakukan secara seremonial oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Dirjen Bea Cukai Askolani.  

Dalam seremonial ini, Menkeu melepaskan 30 kontainer, yakni 13 kontainer dari JICT Tanjung Priok dan 17 kontainer dari Tanjung Perak. Menkeu Sri menyebut ada 17.304 kontainer barang impor yang tertahan di Tanjung Priok dan 9.111 kontainer di Tanjung Perak. 

Seluruh kontainer diketahui tertahan sejak 10 Maret 2024.  

Menko Perekonomian Airlangga mengakui ada beberapa kontainer dari perusahaan sektor besi baja, tekstil, lampu fiber optik, dan tas yang berhasil dikeluarkan dari pelabuhan. 

Ketum Partai Golkar ini mengatakan, selain itu, ada lima kontainer yang merupakan bahan baku baja. Bahan baku baja merupakan komponen otomotif. "Jika dibiarkan tertahan di Pelabuhan akan mengganggu rantai suplai industri otomotif," tegas Airlangga.