Tim Prabowo Mau Berantas Puluhan Juta Siswa Tanpa Makan Pagi

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 3 Juli 2024 05:16 WIB
Uji coba program makan siang gratis di Aceh pada Maret 2024 (Foto: Istimewa)
Uji coba program makan siang gratis di Aceh pada Maret 2024 (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Anggota Dewan Pakar TKN Prabowo-Gibran Soedrajad Djiwandono menyatakan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) dilakukan untuk mengatasi stunting pada anak-anak. Menurutnya jika tidak ditangani dengan jelas maka rakyat kecil yang akan menderita.

“Padahal masalahnya [stunting] sudah ada sejak lama, kalau tidak ditangani jelas yang akan menderita rakyat kecil. Banyak loh yang sekolah makan pagi juga kagak, puluhan juta siswa yang sekolah tanpa makan pagi. Itu yang mau diberantas,” ujar Soedrajad ditemui setelah acara Mid Year Banking and Economic Outlook Infobank di Jakarta, Selasa (2/7/2024).

Ia menjelaskan bahwa stunting sudah menjadi permasalahan yang terjadi di Indonesia sejak lama. Menurut dia, Presiden Terpilih Prabowo mencanangkan program tersebut akibat terinspirasi dari pemberian susu gratis di India dan Afrika.

Soedrajad mengklaim, pemberian susu gratis pada negara tersebut dinilai efektif untuk meningkatkan gizi anak-anak. Dengan begitu, Prabowo juga turut ingin melakukan hal yang serupa bagi anak-anak dan ibu hamil di Indonesia.

“Itu maksudnya memperbaiki gizi kita, dan yang perlu diperbaiki kan siswa dan ibu yang sedang hamil. Ibu sedang hamil kan kalau tidak benar [gizinya] akan bermasalah [kandungannya],” jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengaku tidak mengetahui secara rinci teknis pelaksanaan makan bergizi gratis. Namun. ia menegaskan bahwa anggaran Rp71 triliun diputuskan dan disepakati oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani beserta Presiden Terpilih Prabowo Subianto.

Ia hanya memastikan bahwa anggaran Rp71 triliun tersebut mencukupi untuk pelaksanaan program tersebut, meskipun pada awal pelaksanaannya tak bisa dilaksanakan secara penuh.

“Tidak bisa 100% bahwa dapurnya sudah siap apa sebagainya, kalau dari menghitung anggaran itu dikatakan paketnya utk setiap bungkus itu Rp12.000, Rp16.000 atau Rp15.000,” ucapnya.

Pada pemberitaan sebelumnya, World Bank atau Bank Dunia menyebut bahwa program makan siang gratis tidak dirancang untuk mengatasi stunting atau tengkes, sebab program tersebut tidak diberikan untuk 1.000 hari pertama kehidupan.

Hal itu, diungkap World Bank dalam Indonesia Economic Prospects (IEP) 2024 yang diterbitkan pada akhir Juni ini. “Sehubungan dengan gizi, makanan di sekolah tidak dirancang untuk berdampak pada stunting, karena makanan tersebut tidak ditargetkan untuk 1.000 hari pertama kehidupan,” tulis World Bank dalam laporan itu, dikutip Jumat (28/6/2024).

Menurutnya, pemberian makan siang gratis dapat efektif untuk mencapai hasil gizi yang lebih baik jika dibarengi dengan penyediaan intervensi kesehatan dan gizi. Seperti, pemberian suplemen, obat cacing, kurikulum pendidikan kesehatan, hingga kebijakan kesehatan di sekolah.

“Untuk meningkatkan hasil kesehatan dan membantu memastikan saling melengkapi dengan intervensi stunting yang ditujukan pada 1000 hari pertama,” tulis World Bank.