Soal Isu Program Makan Gratis Jadi Rp 7.500, Ini Jawaban Sri Mulyani dan Thomas Djiwandono

Carlos Fajar
Carlos Fajar
Diperbarui 19 Juli 2024 6 jam yang lalu
Ilustrasi makan siang di warung Tegal (Carlos/MI)
Ilustrasi makan siang di warung Tegal (Carlos/MI)

Jakarta - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati dan Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono menjawab soal isu anggaran program makan bergizi gratis dipangkas demi memperluas jumlah penerima dengan keterbatasan anggaran Rp 71 triliun pada 2025. 

Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani kepada awak media dalam konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan Jakarta usai pelantikan tiga Wakil Menteri di Istana Negara pada Kamis (18/7/2024).

Kehadiran Thomas Djiwandono di Kementerian Keuangan disebut Sri Mulyani akan mempermudah komunikasi dan koordinasi dengan tim transisi pemerintahan untuk menyusun Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025. 

Sehingga nantinya APBN 2025 dikatakan Sri Mulyani dapat menampung berbagai program prioritas pemerintah selanjutnya yakni Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

"Dengan adanya mas Thomas menjadi lebih mudah karena berarti komunikasi sudah otomatis terjalin untuk menampung berbagai program prioritas yang sudah disampaikan pak Prabowo dan wakil presiden terpilih Gibran dan bagaimana memasukkan dalam APBN 2025," ujar Sri Mulyani.

Meskipun demikian Sri Mulyani belum bisa menjawab lebih detail terkait program makan bergizi gratis, termasuk isu pemangkasan anggaran dari Rp 15 ribu menjadi Rp 7.500 per anak. 

Ia menjelaskan proses penyusunan RAPBN 2025 akan disampaikan pada 16 Agustus 2024 oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

"Untuk beberapa pertanyaan khusus (program makan gratis), saya harap kita tidak membahasnya dulu di sini karena sedang proses. Tentunya supaya nanti dalam proses kita akan terus mengumpulkan berbagai informasi sehingga nanti dalam bentuk nota keuangan dan RUU (APBN 2025) yang akan dalam waktu 3 minggu kita sampaikan," jawab Sri Mulyani menjawab pertanyaan awak media.

Hal serupa juga disampaikan Wakil Menteri Keuangan II, Thomas Djiwandono juga tidak menjawab dengan rinci soal isu anggaran makan bergizi gratis dipangkas jadi Rp 7.500/anak.

"Untuk hal yang sifatnya makan siang gratis, saya rasa ini bukan saatnya," kata Thomas.

Thomas menyebutkan program unggulan yang dikampanyekan Prabowo dan Gibran dalam kampanye Pilpres 2024 lalu akan direalisasikan.

"Yang bisa saya katakan di sini adalah, semua hal yang menyangkut program unggulan presiden terpilih, apakah itu makan siang gratis dan sebagainya itu akan selaras dengan prinsip-prinsip yang sudah ditegaskan oleh ibu Menteri Keuangan tadi," tambah Thomas Djiwandono.

Sementara itu, Anggota Tim Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran Bidang Komunikasi Hasan Nasbi dalam kesempatan terpisah menjelaskan bahwa rumor terkait anggaran per orang untuk makan bergizi gratis siswa di sekolah sekolah dipangkas menjadi Rp 7.500 per anak hanyalah isu dan tidak resmi dari tim.

Isu itu diketahui mulanya disampaikan ekonom Verdhana Sekuritas, Heriyanto Irawan. Heriyanto mengklaim diajak berdiskusi dengan tim Prabowo mengenai makan bergizi gratis. 

“Itu hanya pernyataan atau mungkin saja ide dari ekonom tersebut. Bukan statemen resmi dari tim,” kata Hasan, Jumat (19/7/2024).

Ia mengungkapkan ada banyak ide dan masukan dari berbagai pihak kepada tim yang masih dikaji dengan detail dan belum ditetapkan angka tertentu.

“Semua sedang dikaji dan diujicoba dengan sangat detil oleh Dewan Pakar. Sampai saat ini belum ada angka tertentu yang menjadi patokan, sebab yang menjadi tolok ukur kita adalah ketercukupan gizi dan sesuai dengan ketersediaan bahan pangan di masing-masing tempat dengan harga bervariasi,” kata dia

Sebagaimana diketahui sebelumnya, isu pemangkasan anggaran makan siang dari Rp 15.000/anak menjadi Rp 9.000/anak bahkan Rp 7.500/anak.

Hal tersebut menjadi viral di media sosial usai Ekonom Verdhana Sekuritas Heriyanto Irawan mengaku diajak berdiskusi dengan tim ekonomi Prabowo Gibran mengenai makan bergizi gratis. 

Ia menyebut adanya potensi pemangkasan biaya dari Rp 15.000/anak menjadi Rp 9.000/anak atau bahkan menjadi Rp 7.500/anak.

"Tugasnya presiden terpilih ke tim ekonominya itu memikirkan apakah biaya makanan per hari itu bisa nggak diturunin lebih hemat dari Rp 15.000 mungkin ke Rp 9.000, ke Rp 7.500 kah? Kira kira begitu," ujar Heriyanto dalam acara Market Outlook 2024, Selasa (16/7/2024).

Heriyanto menjelaskan Prabowo Subianto tentunya akan menyasar target penerima program makan gratis sebanyak mungkin dengan keterbatasan anggaran Rp 71 triliun pada 2025. [CAR]