Lippo Cikarang (LPCK) Rugi Rp1,6 Triliun di Tengah Pendapatan Naik

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 3 Desember 2024 09:31 WIB
PT Lippo Cikarang Tbk (Foto: Repro)
PT Lippo Cikarang Tbk (Foto: Repro)

Jakarta, MI - PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK), emiten properti ternama, mencatatkan kerugian sebesar Rp1,6 triliun pada kuartal III-2024. Kondisi ini berbanding terbalik dengan laba yang diraih pada periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp106,3 miliar, meskipun pendapatan perseroan mengalami peningkatan signifikan. 

Berdasarkan laporan keuangan terbaru yang dirilis melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan neto LPCK hingga September 2024 tercatat sebesar Rp961,36 miliar, meningkat 22,47% dibandingkan pendapatan tahun lalu yang sebesar Rp784,92 miliar. Selasa (3/12/2024).

Kenaikan pendapatan ini didorong oleh beberapa sektor utama:

  • Pengelolaan kota: Rp299,75 miliar
  • Penjualan rumah dan apartemen: Rp299,41 miliar
  • Penjualan tanah industri: Rp210,47 miliar
  • Penjualan lahan komersil dan ruko: Rp112,2 miliar
  • Pendapatan sewa lainnya: Rp59 miliar

Meski pendapatan meningkat 22,47% menjadi Rp961,36 miliar, perusahaan justru mencatatkan kerugian sebesar Rp1,6 triliun. Kerugian ini utamanya dipengaruhi oleh lonjakan signifikan pada beban operasional.

Kendati turunnya pendapatan, laba LPCK terhimpit Beban Pokok sebesar Rp555,64 miliar. Sebelumnya, perseroan mengakumulasikan beban sebesar Rp415,25 miliar.

Selain itu, pos beban lainnya juga menyedot banyak laba perseroan. Diketahui, beban lainnya LPCK membengkak dari Rp18,86 miliar menjadi Rp1,73 triliun. Adapun pos tersebut mayoritas dikontribusi dari rugi penyelesaian DINFRA sebesar Rp1,7 triliun.

Dalam laporan keuangan, Grup memiliki saldo investasi pada Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA) Bowsprit Township Development USD masing-masing sebanyak nihil dan 218.741.116 unit atau masing-masing setara dengan nihil dan Rp1.859.657.

"Pada tanggal 30 September 2024, PT Megakreasi Cikarang Permai (MCP)memperoleh 99,92% kepemilikan saham. PT Mahkota Sentosa Utama (MSU) melalui penyelesain investasi pada DINFRA dengan nilai wajar pertukaran Rp158.421. Grup mencatatkan rugi penyelesaian investasi dalam DINFRA sebesar Rp1.701.236 (catatan 35) dampak dari selisih atas nilai wajar pertukaran dengan nilai investasi pada DINFRA. Atas transaksi ini, MSU di konsolidasi pada laporan keuangan Grup," tutur perseroan.

Per September 2024, dari segi permodalan, perusahaan mencatatkan aset sebesar Rp13,37 triliun. Hal ini naik dari periode 31 Desember 2023 dengan perolehan Rp9,68 triliun. Adapun liabilitas dan ekuitas LPCK masing-masing tercatat sebesar Rp8,15 triliun dan Rp5,22 triliun.

Topik:

pt-lippo-cikarang-tbk kerugian-lpck pendapatan-neto