Pendapatan Anjlok, TGUK Pangkas 540 Karyawan di 2024

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 23 Desember 2024 14:07 WIB
Outlet TGUK (Foto: Repro)
Outlet TGUK (Foto: Repro)

Jakarta, MI - PT Platinum Wahab Indonesia (TGUK) menjalankan pengendalian biaya secara signifikan tahun ini. Perusahaan menerapkan strategi low cost-low price untuk memperkuat daya tariknya di segmen pembeli dari kalangan muda.

Adapun strategi yang dilakukan TGUK untuk menerapkan pengendalian biaya alias cost management yaitu, mengurangi jumlah outlet sehingga beban operasional turun hingga 68,9 persen.

"Pengurangan jumlah karyawan dari 628 menjadi 88 per Oktober 2024," ujar manajemen dalam materi Public Expose Senin (23/12/2024).

TGUK mengurangi sebanyak 540 karyawan dalam sepuluh bulan pertama tahun ini. Sebanyak 88 karyawan yang masih dipertahankan itu masing-masing 21 karyawan bekerja di kantor utama atau Head Office (HO) dan 67 karyawan di outlet.

Strategi ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi, menyusul penurunan pendapatan TGUK sebesar 30 persen hingga September 2024, dari Rp100,1 miliar menjadi Rp69,8 miliar. Penurunan pendapatan yang signifikan mulai terlihat pada periode April hingga September 2024.

Meski beban pokok pendapatan berhasil ditekan hingga 38 persen, dari Rp48,7 miliar menjadi Rp35,1 miliar, langkah tersebut belum mampu memperbaiki kinerja bottom line. TGUK mencatat kerugian sebesar Rp20 miliar, berbalik dari posisi laba Rp4 miliar pada periode yang sama di tahun 2023.

Penurunan kinerja keuangan ini mendorong perusahaan untuk melakukan efisiensi biaya operasional. Selain mengurangi jumlah outlet dan karyawan, TGUK juga memindahkan kantor pusat (HO), yang menghasilkan penghematan biaya sewa dan utilitas sebesar Rp480 juta.

Saat ini, harga saham TGUK berada di level Rp50. Sejak awal tahun, harga saham perusahaan yang bergerak di sektor makanan dan minuman ini mengalami penurunan sebesar 46,8 persen.

Topik:

pt-platinum-wahab-indonesia tguk rugi